Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Suasana kepanikan yang terjadi di masyarakat terkait wabah virus corona belakangan ini tidak terlepas dari banyaknya informasi simpang siur yang tak bisa dipertanggung jawabkan. Pemerintah dan lembaga kesehatan harus mengambil peran besar, sehingga secara perlahan masyarakat bisa menilai mana sumber informasi yang kredibel dan mana yang meragukan.
Demikian dijelaskan psikolog Irna Minauli kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu malam (28/3/2020). Menurutnya, manusia pada dasarnya belajar dari apa yang ia lihat, seperti perilaku orang lain di sekitarnya, bagaimana orang lain bereaksi dan bagaimana dampaknya. Ketika ada banyak informasi dalam kondisi chaos seperti ini, orang cenderung menjadi mudah mempercayainya sekalipun berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Ia menjelaskan, berita-berita yang saling bertentangan, misalnya tentang obat tertentu, maka masyarakat pada awalnya akan berebut, sehingga menimbulkan panic buying. Akan tetapi, biasanya akan muncul berita tambahan yang membantah efektivitas obat tersebut.
"Kepanikan juga merupakan suatu hal yang menular, sehingga ketika seseorang melihat orang lain sibuk dan panik, maka orang di sekitar pun akan ikut merasakannya. Itu sebabnya penggunaan akal sehat menjadi sangat penting. Masyarakat tetap harus bersikap kritis dalam menilai suatu berita dan mencari kebenarannya," kata Managing Director Minauli Consulting ini.
Ditambahkan Irna, semakin banyak informasi yang didapatkan, juga membuat orang menjadi semakin cemas, terlebih jika informasi yang didapatkan cenderung menakutkan. Di satu sisi hal ini membuat kita menjadi semakin waspada namun bagi mereka yang pada dasarnya pencemas maka kondisi ini akan membuat mereka semakin cemas sehingga selalu dalam kondisi waspada, ujarnya.
"Pendekatan psikologis yang dapat dilakukan adalah dengan mengendalikan kecemasan dengan melakukan counter terhadap segala hal yang tidak terbukti. Selain itu, pendekatan spiritual juga akan sangat membantu.
Mereka yang religius cenderung bersikap lebih pasrah dan menyerahkan segala sesuatu yang di luar kendalinya sehingga disandarkan pada kekuatan ilahiah. Hal ini membuat sebagian beban psikologis dapat berkurang," jelas Irna.