Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Buruh menilai program pelatihan online bagi masyarakat prakerja yang tengah digalakkan pemerintah bagaikan ilusi. Program senilai Rp 5,6 triliun yang merupakan skema bantuan bagi masyarakat terdampak covid-19 ini dinilai tidak tepat guna. Di sisi lain, tenaga produktif di Indonesia dibiarkan menganggur dan digantikan tenaga kerja asing. Pemerintah seolah sedang menciptakan kegaduhan antara pengangguran yang melimpah yang menonton kedatangan pekerja asing di negerinya sendiri.
Demikian dikatakan Ketua Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) Sumatra Utara (Sumut), Eben, kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (3/5/2020).
Pada prinsipnya GSBI Sumut, kata Eben, tidak menolak pelatihan online ini. Tapi menurut GSBI, kurang tepat dilakukan di saat tenaga kerja asing mendapat tempat strategis di Indonesia dan sebaliknya tenaga kerja kita dibiarkan menganggur. Juga kalau untuk membantu masyarakat pra kerja terdampak covid-19, harusnya diberikan modal, bukan pelatihan bagaimana melamar kerja, berbisnis online shop, menjadi youtuber atau barista, sebagaimana materi pelatihan.
"Pelatihan-pelatihan itu seperti menyebar ilusi kepastian kerja di tengah keputusasaan para pencari kerja. Seharusnya dana itu diberikan sebagai modal bagi masyarakat terdampak, tidak dihabiskan untuk pelatihan," jelas Eben.
Menurut Eben, yang paling penting yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah mengalihkan industri-industri yang ada untuk mengolah bahan makanan dan menggerakkan jutaan pencari kerja untuk mengerjakan pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan pokok. Sembari itu, negara juga harus menjamin biaya penanganan pasien covid-19 dan meningkatkan upah para tenaga medisnya.