Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jaringan hotel Hilton memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.100 karyawan karena virus Corona. Jumlah ini berkisar 22 persen dari total karyawan keseluruhan.
Dilansir dari CNN, Kamis (18/6/2020) Hilton pertama kali mengumumkan cuti tak dibayar dan pemotongan gaji pada akhir Maret lalu.
"Tidak pernah dalam sejarah Hilton selama 101 tahun beroperasi menghadapi krisis global yang membuat industri perhotelan dan pariwisata macet," ujar CEO Hilton, Christopher Nassetta.
Pandemi COVID-19, sambung dia, menghancurkan industri pariwisata global karena pembatasan kegiatan dan penutupan wilayah yang berujung pengurangan jumlah penerbangan.
Tak terkecuali sektor turunannya, seperti perhotelan. Banyak hotel yang terpaksa tutup sementara, termasuk juga jaringan hotel raksasa seperti Marriot dan Hyatt.
Marriott diketahui memangkas jumlah karyawan pada awal Maret lalu. Manajemen perusahaan mengatakan pandemi COVID-19 berdampak parah terhadap keuangan perusahaan. Sementara, tak sedikit karyawan yang diminta untuk menambah cuti tanpa bayaran selama 90 hari ke depan.
"Dampak keuangannya lebih parah dan berkelanjutan dibandingkan serangan 9/11 dan krisis keuangan 2008 lalu. Bahkan, dampak kedua peristiwa digabungkan pun, tidak lebih parah dari dampak corona," tulis manajemen Marriott.
Sebelumnya , jaringan hotel Hyatt telah mengumumkan menempuh PHK terhadap 1.300 karyawan. "Hal ini dikarenakan penurunan (bisnis) paling bersejarah dan lambatnya laju pemulihan," terang manajemen Hyatt.
American Hotel and Lodging Association melansir hotel-hotel di AS kehilangan pendapatan hingga lebih dari USD 30 miliar. Ada tanda-tanda pemulihan, tetapi masih lambat. Trend serupa memang dialami oleh banyak pemilik hotel di dunia, tak terkecuali di destinasi wisata seperti Bali dan lainnya.(dtn)