Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat roda ekonomi Indonesia mulai pulih sejak Juli 2020. Namun dilihat dari indikator yang ada, pemulihan ekonomi itu mulai lesu kembali.
Chatib menjelaskan, pemulihan geliat perekonomian RI mulai terlihat sejak PSBB mulai dilonggarkan. Masyarakat mulai aktif dalam kegiatan ekonomi.
"Ketika mengatakan mulai terjadi recovery itu bisa dilihat di semua negara sebenarnya, bahwa ekonominya mulai rebound. Di kita itu sekitar awal Juli lah. Dari Mei ke Juni setelah reopening dilakukan. Kemudian di indikator, dari retail sales sempat turun tapi agak naik. Jadi kita memang melihat ada gejala rebound. Jadi kalau dikatakan ekonomi kita sudah mulai membaik saya sepakat," tuturnya dalam Webinar Bincang APBN 2021 yang digelar BKF Kemenkeu, Selasa (13/10/2020).
Namun, lanjut Chatib, pertanyaannya berapa lama lagi ekonomi Indonesia bisa kembali ke normal? Sebab hal itu yang seharusnya menjadi dasar penentuan seberapa besar dosis dari stimulus fiskal yang disiapkan pemerintah dalam APBN 2021.
Chatib menilai roda ekonomi RI yang disebut mulai rebound itu ternyata belakangan kembali melesu lagi. Menurutnya hal itu bisa dilihat dari beberapa indikator seperti purchasing manager index (PMI) hingga penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen.
"Dari data PMI itu Agustus naik sampai 50, ekspansi produksi mulai terjadi. Tapi di September drop lagi, mungkin karena PSBB. Kepercayaan konsumen 6 bulan ke depan untuk menabung juga itu drop. Artinya konsumen mulai ragu ke depan kemampuan menabung menurun," ucapnya.
Selain itu menurut big data Google, aktivitas masyarakat Indonesia juga semakin menurun. Seperti misalnya pergerakan ke tempat kerja, ke supermarket, tempat rekreasi hingga stasiun transit sempat meningkat di Juni. Namun peningkatannya semakin lama semakin melambat dan pergerakan di sekitar malah bertambah
"Jadi yang ke kantor penambahannya semakin turun, ke grocery makin turun, ritel, rekreasi turun. Yang residensial agak naik, transit station juga turun turun. Ini konsisten dengan leading indicators yang saya bilang awal Juli naik tapi kemudian flat," terangnya.
Dengan melihat data itu maka Chatib yakin pemulihan ekonomi yang terjadi di awal Juli itu tidak akan membentuk pola V. Sebab perbaikannya mulai melambat.
"Betul ekonomi rebound tapi short lift, jadi pemulihan ekonomi tidak bisa berbentuk V, maka kemungkinannya apakah L, apakah U atau W atau seperti lambang Nike. Ini yang menentukan postur fiskal cocok atau tidak," tutupnya.(dtf)