Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Akademisi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Rholand Muary, menilai tingginya suara yang memilih kotak kosong pada Pilkada Humbang Hasundutan (Humbahas) 2020 sebagai bukti kuatnya perlawanan masyarakat terhadap pasangan calon incumbent, Dosmar Banjarnahor-Oloan Paniaran Nababan.
Kata Rholand, tingginya angka memilih kotak kosong menunjukkan perlawanan dilakukan secara massif dan hal itu berbeda dengan masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih atau golput.
"Bisa jadi ini terjadi karena hanya ada calon tunggal yang muncul, sehingga masyarakat hanya disuguhkan memilih kotak kosong atau calon tunggal tersebut," terangnya, Kamis (10/12/2020).
BACA JUGA: Pilkada Humbahas 2020, Dosmar Banjarnahor Keok di TPS-nya
Seperti diberitakan, pasangan incumbent Dosmar Banjarnahor-Oloan Paniaran Nababan hasil sementara unggul dengan perolehan 51.544 suara atau 52,40% berdasarkan perhitungan cepat Desk Pilkada Pemkab Humbahas. Perolehan sementara berdasarkan Desk Pilkada Pemkab Humbahas pasangan Dosmar Oloan unggul dengan persentase suara yang masuk 99.44 persen dari jumlah DPT sebanyak 128.683 orang.
"Persentase suara yang masuk ke Deks sebesar 99,44 persen.Yang belum masuk dari 385 TPS, hanya TPS III Desa Simangaronsang, karena dilakukan perhitungan ulang," jelas Kadis Kominfo Humbahas, Hotman Hutasoit.
Hasil sementara, jumlah suara masuk 99.994 suara, suara sah 98.367 suara dan suara tidak sah 1.577 suara. Paslon Dosmar-Oloan memperoleh 51.544 suara atau 52,40%, sedangkan kolom kosong memperoleh 46.823 suara atau 47,16%.
"Perolehan suara itu sudah jelas, itu artinya ada selisih suara antara Dosmar Oloan dengan kolom kosong kurang lebih 4.721 suara," jelasnya.