Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pandapatan pedagang bunga untuk keperluan sembayang pada Imlek tahun ini merosot. Pasalnya, umat Buddha yang datang ke rumah ibadah untuk sembayang berkurang sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Pada tahun sebelumnya omset penjualan bunga untuk sembahyang perayaan Imlek bisa menjadi Rp 40 juta, namun saat ini hanya sekitar Rp 1 juta," ucap penjualan bunga sembahyang umat Buddha di depan pintu masuk Candi Buddha, Jalan Muhammad Said, Medan, Elvi boru Pasaribu kepada wartawan, Jumat (12/2/2021).
Elvi Pasaribu yang berjualan bunga sudah 20 tahun ini sangat terpukul gara-gara pandemi Covid-19 yang tak kunjung redah. Akibatnya, umat Buddha lebih memilih berkumpul di rumah bersama keluarganya dan tidak membeli bunga.
Akibat pandemi Covid-19 ini, pihak pengelola Candi Buddha juga memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah umat yang smebayang dibatasi.
Dia menjelaskan, harga bunga untuk sembahyang merangkak naik, 1 ikat isi 10 buah senilai Rp 100.000. Hal ini juga sebagai salah satu sebab umat Buddha berpikir dua kali membeli bunga untuk digunakan sembahyang. "Jadi penghematan lebih baik dilakukan dari pada membeli bunga yang cukup mahal ini," paparnya.