Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Masih pandemi Corona tentu operasional bisnis Airbnb sebagai penginapan online terus terdampak. Mereka baru saja mengumumkan kerugian luar biasa besar, akan tetapi kabar baiknya performanya disebut lebih baik dari pesaing.
Seperti dikutip detikINET dari CNBC, perusahaan ini membukukan kerugian USD 3,89 miliar atau di kisaran Rp 55 triliun pada kuartal IV 2020. Selain karena pandemi, kerugian itu sebenarnya banyak dipengaruhi oleh ongkos yang berkaitan dengan proses IPO tahun silam.
Total pendapatan Airbnb turun 22% menjadi USD 859 juta dari sebelumnya USD 1,11 miliar. Masih masa pandemi, CEO Brian Chesky menggelar beberapa strategi, misalnya tidak menghabiskan banyak ongkos untuk marketing.
"Apa yang ditunjukkan dalam pandemi ini adalah kami bisa membuat marketing menjadi nol dan masih mendapatkan 95% trafik yang sama dibandingkan tahun sebelumya. Kami tidak akan melupakan pelajaran ini," kata Chesky.
Industri perjalanan seperti Airbnb mungkin akan segera bangkit setelah vaksinasi digalakkan. Akan tetapi pada tahun 2021 ini, mereka menyebut masih belum tahu seperti apa tren pertumbuhan karena masih beragamnya tahap pemberian vaksin di banyak negara.
Di sisi lain, pandemi Corona ini telah mengubah banyak hal termasuk dalam hal travelling. "Ketika travelling sudah kembali pulih, kami yakin akan terlihat berbeda dari sebelumnya. Kami kira takkan kembali seperti di 2019, akan berubah, akan berbeda. Perbedaan terbesar mungkin soal fleksibilitas," papar Chesky.
Misalnya bagaimana mewadahi pebisnis yang terus ingin bekerja di perjalanan. "Dunia zoom adalah dunia di mana lebih banyak orang bekerja dari rumah, kami melihat orang-orang bisa bekerja di rumah mana saja melalui Airbnb," sebutnya lagi.(dtn)