Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Paguyuban Kami Wong Kebon (PKWK) Rantauprapat mengunjungi korban kebakaran yang melanda perumahan karyawan di Sei Kebara Labuhanbatu Selatan (Labusel), Minggu (7/3//2021). Kunjungan dipimpin ketua PKWK Rantauprapat, Rabudi, beserta bendahara Boyar Medhant, kunjungan tersebut juga dikuti oleh Lino Sinaga, M Aritonang dan beberapa pengurus lainnya.
Bendahara PKWK Rantauprapat, Boyar Medhant, ketika dikonfirmasi, Selasa (9/3/2021), mengatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan wujud nyata dari cita-cita paguyuban yang terbentuk Agustus 2020 lalu tersebut. "Tujuan dibentuknya paguyuban ini memang untuk melakukan misi sosial, membantu sesama yang sedang dalam kesusahan," katanya.
Dikatakan Boyar, sebagai manusia tentu kehidupan kita tidak terlepas dari musibah yang bisa datang kapan saja. Karena itu paguyuban ini merupakan wadah untuk mengasah rasa persaudaraan diantara sesama.
"Walau berembel-embel wong kebun, namun paguyuban ini tidak didirikan untuk bersifat eksklusif. Kami akan terbuka untuk menolong sesama, siapa pun dia," tambahnya.
Dalam kunjungan ke Sei Kebara, pada hari Minggu kemarin, PKWK menyerahkan bantuan kepada 2 keluarga yang rumahnya terbakar pada Jumat (5/3/2021) yang lalu. Bantuan tersebut berupa sembako dan sejumlah tali asih.
Melalui kesempatan ini , kata Boyar, ketua PKWK Rabudi menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan sumbangan yang diberikan oleh para donatur. "Bantuan ini dapat terwujud karena keikhlasan para donatur, karena itu saya mengucapkan terimakasih atas donasinya," kata Boyar menirukan Rabudi.
Sebelumnya beberapa saat yang lalu, PKWK juga telah mberikan bantuan 85 tas sekolah kepada anak-anak kurang mampu di sekitar perumahan karyawan kebun. Tak hanya masyarakat yang punya keterkaitan dengan kebun yang diberikan bantuan, masyarakat umum yang bernasib ekonomi lemah juga diberikan bantuan.
"Kedepannya kami bertekad agar bisa tetap eksis. Sehingga bisa berbuat lebih banyak. Tujuannya untuk menjaga asa masyarakat susah, serta mengasah empati masyarakat yang berkecukupan," ujar Boyar.