Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Delhi. India akan melakukan peninjauan lebih dalam terhadap efek samping pasca vaksinasi dari suntikan vaksin AstraZeneca pada minggu depan. Peninjauan dilakukan meski India tidak memiliki laporan kasus pembekuan darah seperti di Eropa.
Seperti dilansir AFP, Minggu (14/3/2021) keputusan India dilakukan usai beberapa negara menangguhkan peluncuran vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran pembekuan darah, bahkan ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan suntikan COVID-19 dari AstraZeneca itu.
Sejumlah negara seperti Denmark, Norwegia dan Islandia menghentikan penggunaan vaksin tersebut sebagai tindakan pencegahan setelah adanya laporan pembekuan darah.
NK Arora, anggota satuan tugas nasional India untuk COVID-19, mengatakan kepada AFP bahwa "Kami melihat semua efek samping, terutama kejadian buruk yang serius seperti kematian dan rawat inap. Kami akan kembali jika kami menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan."
India telah memberikan setidaknya 28 juta dosis vaksin, kebanyakan dari AstraZeneca, yang diproduksi di Serum Institute of India. Negara itu juga telah memberikan dan mengizinkan ekspor jutaan vaksin ke sekitar 70 negara selama beberapa minggu terakhir sebagai bagian dari diplomasi vaksinnya.
Arora mengatakan "tidak ada masalah karena jumlah efek samping (di India) sangat, sangat rendah. Kami melihat kembali (kejadian buruk yang dilaporkan) untuk melihat apakah ada masalah pembekuan darah"
"Sebenarnya ada upaya nyata dari pihak kita yang setelah tuntas dilakukan penyelidikan, hasilnya bisa dimasukkan ke ranah publik, di website Kementerian Kesehatan," imbuh Arora.
Dalam upaya melakukan vaksinasi, India telah menggunakan vaksin AstraZeneca dan COVAXIN. Pada Jumat saja (12/3), setidaknya 2 juta orang sudah divaksinasi menyusul peningkatan kasus COVID-19 di berbagai negara bagian India setelah berminggu-minggu menurun.
Negara bagian barat Maharashtra telah mengumumkan pembatasan baru dan lockdown selama seminggu di salah satu kota besarnya, Nagpur, setelah lonjakan kasus COVID-19 melanda.
"Beberapa negara bagian di negara itu telah melaporkan jumlah kasus COVID baru setiap hari yang sangat tinggi," kata Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (12/3). "Maharashtra, Kerala, Punjab, Karnataka, Gujarat dan Tamil Nadu terus melaporkan lonjakan kasus harian COVID-19."
Dalam 24 jam terakhir, India telah mencatat 23.285 kasus baru, dengan enam negara bagian menyumbang 85,6 persen dari infeksi baru tersebut.(dth)