Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sudah 100 hari lebih Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan perdagangan pasca Brexit (Britain Exit). Keputusan itu kini menjadi bencana bagi banyak eksportir Inggris.
Pengusaha di Inggris saat ini meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan guna mencegah kerugian lebih lanjut akibat kesepakatan Brexit.
"Kami menyerukan kepada Inggris dan Uni Eropa untuk kembali ke meja perundingan dan menghasilkan solusi yang mengurangi hambatan perdagangan dan memberikan kesempatan pada eksportir untuk berjuang," kata Direktur Eksekutif Kamar Dagang Inggris, Hannah Essex dikutip dari CNN, Selasa (13/4/2021).
Padahal pada 24 Desember 2020 ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan kesepakatan perdagangan, dia mengatakan Brexit akan memungkinkan perusahaan Inggris melakukan lebih banyak bisnis dengan Uni Eropa.
Saat itu Johnson mengatakan Inggris akan makmur setelah Brexit karena bebas mencapai kesepakatan perdagangan di seluruh dunia. Dengan begitu dia juga disebut bisa mengekspor tanpa hambatan ke pasar Uni Eropa yang terdiri dari 450 juta konsumen.
"Jika terus tidak tertangani, dapat menyebabkan kelemahan jangka panjang yang berpotensi tidak dapat diubah di sektor ekspor Inggris," ucap Essex.
Kesepakatan Brexit dinilai buruk untuk perdagangan dan berkontribusi pada kekerasan baru-baru ini yang menyebabkan meningkatnya kemarahan di Irlandia Utara.
Selama negosiasi mengenai kesepakatan Brexit, masalah perpindahan barang antara Irlandia yang merupakan anggota Uni Eropa dan Irlandia Utara yang merupakan bagian dari Inggris terbukti paling sulit diselesaikan.(dtf)