Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Per hari Selasa (4/5/2021), Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan, tidak lagi menjadi rumah sakit rujukan utama covid-19. Sebab kerjasama dengan Pemprov Sumut dalam penanganan covid sekitar 1,5 tahun, resmi berakhir pada hari itu.
Dan menandai akhir kerjasama sekaligus "perpisahan" itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bersama Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dan Kadis Kesehatan Alwi Mujahit Hasibuan, Inspektur Lasro Marbun, mendatangi RS Martha Friska.
Selama ini RS Martha Friska melayani pasien covid kategori sedang dan berat. Dan semua pasien covid-19 yang masih dalam perawatan, akan dialihkan ke rumah sakit lainnya di Medan, seperti ke RS GL Tobing, RSUPH Adam Malik, RSU Royal Prima dan RSU Murni Teguh.
Karenanya pasien dan keluarga tak perlu khawatir akan pelayanan. Gubernur Edy mengatakan Bed Occupancy Rate (BOR) isolasi mandiri di Sumut 64%. Itu artinya ada 34% lagi yang siap menangani pasien covid. Dan untuk khusus pasien ibu dan anak, ada 9 ruangan di RS Haji.
Edy Rahmayadi berbicara di hadapan para tenaga kesehatan yang berbaris di halaman rumah sakit. Rasa hormat dan terima kasih tertinggi, disampaikan Gubernur Edy kepada 200-an tenaga kesehatan yang melayani di rumah sakit itu. "Terima kasih saya untuk kalian, kalian adalah pahlawan kita semua," sebut Edy.
Ia pun berharap pelayanan covid oleh para tenaga kesehatan terus berlanjut, baik di RS Martha Friska yang menurut informasi akan kembali diaktifkan owner, maupun di rumah sakit lainnya. "Jangan berhenti memutus covid ini," harap Edy.
Ungkapan terima kasih, juga ia sampaikan kepada manajemen RS Martha Friska. Ia berharap informasi dibukanya rumah sakit itu melayani covid, menjadi kenyataan. Disebutkannya sekitar Rp 5 miliar digelontorkan Pemprov Sumut, untuk penanganan covid, termasuk di RS GL Tobing Tanjung Morawa dan RS Haji Medan.
Di akhir pengarahannya, Gubernur Edy Rahmayadi menutup dengan doa selamat-selamat. Ia langsung yang memimpin doa tersebut secara Islam, sementara yang beragama lain menyesuaikan.
Saat hendak meninggalkan rumah sakit, Gubernur Edy dipanggil dan dikejar para tenaga kesehatan. Mereka ingin mengabadikan momen perpisahan itu dengan foto bersama. Edy tampak sabar melayani mereka.
Sementara itu Direktur RS Martha Friska, dr Fransiskus Ginting, mengatakan dalam waktu dekat, pihaknya akan mengoperasikan rumah sakit itu melayani pasien covid. Selain untuk membantu pemerintah, juga untuk menampung tenaga kesehatan yang sebelumnya bertugas di sana.