Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penataan sungai yang ada di Kota Medan sebagai kawasan heritage belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena terganjal biaya. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru akan mengerjakannya 2023 mendatang atau menjelang dimulainya tahapan Pilgub Sumut 2024.
“Kalau sungai, penataanya kemungkinan dilakukan Kementerian PUPR RI tahun 2023. Pak Wali kemungkinan mencari dana dari sumber-sumber pembiayaan lain, misalkan melalui CSR,” ujar Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Medan, Benny Iskandar, Jumat (2/7/2021).
Tidak masuknya skema pembiayaan penataan sungai dan bangunan warenhuis dalam dua tahun ini karena belum selesainya design dari Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II. “Desain sungai belum final, karena belum selesai dikerjakan oleh konsultan ESP yang datang ke Pemko Medan beberapa waktu lalu. Padahal, Pak Menteri minta gambarnya selesai bulan Agustus, tapi hingga kini belum ada progress. Dengan tidak adanya gambar, tentunya, kita tidak bisa menjalankan hal-hal lain seperti anggaran yang akan ditawarkan untuk CSR,” paparnya.
Penataan sungai dan kawasan Kota Lama Medan sehingga menjadi wisata kuliner dan heritage, tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kota Medan yang berawal dari pertemuan Sungai Deli dan Babura.
Dikatakan Benny, sejarah sungainya di mulai dari kampung kecil yang dulunya bernama Medan Putri hasil pertemuan dua sungai yakni Sungai Deli dan Babura, persisnya di samping Wisma Benteng.
Menurut Benny, di lokasi pertemuan kedua sungai itu nantinya akan dibuat taman bernuansa heritage dan kekinian. Setelah itu, lanjut Benny, bergerak ke wilayah Sungai Deli di kawasan Kesawan.
“Gambaran kita yang sudah ada itu akan jadi jalur pedestrian di pinggir dan atas sungai. Di samping itu juga, nanti ada tempat jogging dan berkumpulnya anak muda. Jalur inilah yang nanti akan menyatukan Medan dengan Kesawan,” ungkap Benny.
Belakangan Bobby memang disebut-sebut akan bertarung atau berkontestasi di Pilgub Sumut 2024. Tanda-tanda itu terlihat ketika menantu Presiden Jokowi itu beberapa kali terlibat perselisihan dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Setidaknya ada 3 kali Bobby berselisih dengan Edy Rahmayadi mulai dari kegiatan Kesawan City Walk, penentuan lokasi isolasi bagi WNI yang baru kembali dari luar negeri dan terakhir mengenai utang DBH (Dana Bagi Hasil).
Bisa jadi pelaksanaan penataan sungai dan heritage di tahun 2023 menjadi pencitraan Wali Kota Medan Bobby Nasution jelang Pilgub Sumut 2024. Bobby sendiri tidak membantah bakal ikut kontestasi Pilgub Sumut 2024.
Ia hanya menyebut Pilgub Sumut 2024 masih terlalu jauh. Hal tersebut disampaikan Bobby saat berbicara tentang pembayaran DBH Pemprov Sumut yang tertunda.
"Ada bilang mau jadi Gubernur, kejauhan saya bilang, terus dibilang saya ngumpulkan media bicara DBH tidak, teman-teman paham. DBH saya bahas pertama kali saya bahas karena teman-teman DPRD Provinsi Sumut datang ke Kantor Kota Dapil Medan," ungkapnya.