Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang. Lembaga survei Spektrum Politika Institut melakukan survei elektabilitas calon presiden (capres) 2024. Mereka juga survei dinamika persepsi masyarakat pasca-Pemilu 2019.
Survei melibatkan 1.240 responden di 34 provinsi Indonesia yang diwawancarai langsung pada 5-17 Juli 2021. Margin of error survei sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden, terutama mengenai calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024.
Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ada di posisi teratas elektabilitas capres mencapai angka 16,9 persen. Posisi selanjutnya ada nama Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Setelah Ganjar, ada nama Prabowo Subianto dengan elektabilitas 16,4 persen, disusul nama Anies Baswedan dengan elektabilitas 10,2 persen," kata Direktur Data dan Riset, Spektrum Politika Institut, Andri Rusta, Jumat (20/8/2021).
Andri menjelaskan elektabilitas capres dengan simulasi menggunakan kartu nama-nama calon presiden, juga bersaing ketat antara Ganjar Pranowo yang memperoleh suara 21,9 persen berbanding Prabowo Subianto yang mendapatkan 20,6 persen. Sementara Anies memperoleh 13,8 persen dukungan masyarakat.
"Peluang Ganjar dan Anies ini semakin besar karena popularitas dan tingkat penerimaan masyarakat kepada mereka masih bisa ditingkatkan menjelang Pemilu 2024," kata Andri.
Saat ini, kata dia popularitas Anies Baswedan justru lebih unggul sebesar 86,1 persen dibandingkan Ganjar yang hanya mencapai 71,1 persen.
Dalam hal tingkat penerimaan terhadap sosok, Anies Baswedan mendapat 60,5 persen, sementara Ganjar Pranowo mendapat 52,4 persen.
Sedangkan Prabowo Subianto tingkat popularitasnya tertinggi, mencapai 93,1 persen. Dan tingkat penerimaan masyarakat sebesar 65,3 persen.
Menariknya, lanjut Andri jika dilakukan simulasi dua nama atau head to head dari tiga calon presiden di urutan teratas ini, maka elektabilitas Prabowo Subianto masih unggul dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Berikut elektabilitas simulasi head to head:
- Prabowo (42,1%) vs Ganjar (33,3%)
- Prabowo (40,4%) vs Anies (28,9%)
- Ganjar (34,5%) vs Anies (37,4%)
PDIP Masih Unggul, PAN Masuk 5 Besar
Lembaga Survei Spektrum Politika Institut juga melakukan survei dinamika persepsi masyarakat terhadap partai politik (parpol) pasca-Pemilu 2019. Hasilnya, elektabilitas PDIP masih tetap tertinggi.
Meski begitu, terjadi persaingan ketat di antara partai-politik yang ada di DPR untuk menjadi partai dengan perolehan suara terbesar di DPR.
Andri mengatakan, suvei pada waktu dan dengan metode yang sama seperti survei elektabilitas capres. Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden, terutama mengenai elektabilitas partai politik yang ada hari ini.
"Hasil survei kami menunjukkan bahwa PDI Perjuangan masih unggul dengan dukungan suara sebesar 18,9 persen, lalu diikuti oleh Partai Gerindra yang mendapatkan dukungan suara sebesar 11,7 persen," kata Andri.
Posisi selanjutnya ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memperoleh dukungan sebesar 7,9%, Partai Golkar dengan dukungan suara sebesar 6,7%, dan urutan kelima adalah PAN dengan dukungan sebesar 6,2%.
"Masuknya PAN di peringkat lima besar ini memang menarik karena PAN bukanlah partai koalisi pemerintah yang mendominasi DPR," terang Andri.
Selanjutnya, di peringkat enam ada Partai Demokrat dengan suara sebanyak 6,1%, PKS ada di urutan tujuh dengan 5,8% dukungan, Partai NasDem sebesar 4,1%, dan PPP sebesar 3,6%.
Meskipun begitu, survei ini juga menemukan bahwa pilihan masyarakat masih belum sepenuhnya mengakar pada nilai-nilai ideologi yang dimiliki masing-masing partai tersebut. Ini dibuktikan dengan tingkat kesukaan dan kedekatan masyarakat (Party ID) yang masih rendah kepada partai politik yang ada dalam sistem politik.
"Survei ini menemukan tingkat kesukaan dan kedekatan masyarakat pada partai politik hanya pada angka 33,2%. Sementara itu, sebanyak 59,4% masyarakat Indonesia belum merasakan kesukaan dan kedekatannya dengan partai politik. Ini harusnya menjadi perhatian partai politik karena rendahnya Party ID masyarakat Indonesia," katanya.
Menariknya lagi, kata Andri, dari 33,2% yang merasa suka dan dekat kepada partai politik ini hanya kepada PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dengan Party ID masing-masingnya adalah 24,4% dan 16,5%. Sedangkan partai politik lain jauh berada di bawah kedua partai tersebut.(dtc)