Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Paul Baja M Siahaan menyatakan bahwa bakal calon presiden usungan mereka, Ganjar Pranowo, merupakan sosok yang pro dengan kaum minoritas.
Karenanya ia meyakini bahwa ketika menjadi pemimpin nasional nanti, mantan gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut mampu memperjuangkan kesetaraan hak dan perlindungan terhadap kaum minoritas, seperti umat Nasrani dan Tionghoa di Indonesia.
"Selain pro kemajemukan, Bapak Ganjar Pranowo adalah sosok yang peduli akan minoritas seperti kita ini. Jangan ragu ibu/bapak semua, beliau akan tetap melindungi hak-hak warga negara untuk kaum minoritas," katanya dalam silaturahmi dengan masyarakat Nasrani dan Tionghoa di Dusun Simpang Tanah Raja, Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Jumat (13/10/2023).
Bacaleg PDI-P untuk DPR RI Dapil Sumatera Utara I meliputi Medan, Deli Serdang, Sergai, dan Tebing Tinggi ini juga bilang, kalau Ganjar Pranowo merupakan sosok yang paling natural untuk meneruskan kepemimpinan Joko Widodo.
"Beliau humble, cerdas juga siap meneruskan segala program kerja dan kebijakan yang telah dilakukan Jokowi. Di antara capres lain, Pak Ganjar punya kelebihan sebagai pelayan rakyat, bukan raja yang mesti dilayani karena dia datang dari keluarga sederhana. Lalu (program) seperti KIP, PIP, dan PKH, saya yakin Ganjar akan meneruskan program wong cilik itu dan bahkan siap meningkatkannya. Karena memang itu program partai kami, bukan individu-individu," katanya.
Selain di Sei Buluh, silaturahmi serupa turut digelar Paul Baja bersama tandemnya, Ramses Simbolon untuk DPRD Sumut serta Jhonra Wansen Purba untuk DPRD Sergai, di Desa Bogak Besar, Desa Sialang Buah, dan Desa Makmur, Kecamatan Teluk Mengkudu.
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara Paul Baja dan Ramses Simbolon dengan Jhonra Wansen Purba selaku Bacaleg DPRD Sergai Dapil I.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa sejak dulu orang Batak solid untuk memilih kader-kader dari PDI-P.
"Memang ada juga marga Siahaan yang maju, tapi itu dari partai lain, bukan merah. Dan setahu saya biasanya, halak (orang) Batak itu semua solid (memilih) ke merah," ujarnya yang disambut teriakan hidup PDI Perjuangan berulang kali.
Selain tulus ingin mengabdikan diri, dalam kesempatan silaturahmi ke empat desa di Dapil Sergai I (Teluk Mengkudu dan Tanjung Beringin) tersebut, Paul Baja dihadapan masyarakat Batak atau Nasrani mengungkapkan bahwa keinginannya masuk politik ingin membuat undang-undang perlindungan bagi anak-anak autis dan berkebutuhan khusus, serta masyarakat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
"Selama ini anak-anak autis selalu ditolak masuk sekolah umum. Tetapi sarana dan wadah bagi mereka mendapatkan pendidikan yang setara seperti anak lainnya, justru belum dipenuhi oleh negara. Bagi anak-anak cacat tuli dan cacat buta juga demikian. Selama ini mereka hanya diberikan keterampilan saja, ke depan saya siap perjuangkan agar mereka mendapat (penghasilan) UMR untuk membantu perekonomiannya. Lalu UU perlindungan bagi masyarakat di bawah garis kemiskinan serta kaum minoritas seperti kita, akan saya perjuangkan hak-haknya agar tidak tertindas dan setara dengan mayoritas," tegas ayah lima anak tersebut.
Karenanya menurut Paul Baja semua keinginannya itu akan lebih mudah diwujudkan jika Ganjar Pranowo menjadi presiden ke-8 Republik Indonesia.
"Akan susah walaupun saya, Pak Ramses, dan Jhonra Purba terpilih tetapi presidennya justru dari partai lain. Akan banyak blok-blok kalau aspirasi yang kita sampaikan ke presiden yang bukan dari PDI-P. Makanya kami mohon doa restu dan dukungan dari masyarakat Batak di Teluk Mengkudu untuk memenangkan Bapak Ganjar Pranowo, sehingga nanti kami lebih mudah mewujudkan aspirasi ibu/bapak semua," tegasnya.
Ia kemudian menjelaskan latar belakang kenapa termotivasi membuat UU dimaksud karena terinspirasi dari putri sulungnya, yang notabene seorang anak autis.
"Anak autis ini punya dunianya sendiri, punya bahasanya sendiri, dan caranya sendiri dalam menjalani kehidupan. Berbeda dari anak normal pada umumnya. Mereka ini harus terus dalam pengawasan kita sampai dewasa. Kondisi putri kami inilah yang mendorong saya ingin membuat perlindungan bagi anak-anak autis di Indonesia, agar ke depan mereka punya kehidupan yang setara seperti anak-anak kebanyakan," ucap pengusaha sukses di bidang perkebunan kelapa sawit tersebut.
"Putri kami yang sekarang telah SMP, mendorong saya banyak membantu anak-anak berkebutuhan khusus di Yayasan Karya Murni, Medan. Tetapi jangkauan saya membantu mereka akan lebih besar jika kelak saya hadir membawa negara untuk kehidupan mereka. Ini tujuan saya mengabdi lewat partai politik, bukan mencari nama apalagi uang," sambung Paul Baja yang turut didampingi istri tercinta, Paulina Br Simbolon.
Jhonra Wansen Purba juga memohon doa restu dan dukungan dari masyarakat Batak di dapilnya, agar memenangkan Ganjar serta para tandemnya di 2024 nanti.
Menurutnya, jika kompak dan solid maka segala harapan masyarakat tersebut akan lebih mudah untuk direalisasikan.
"Sekarang ini bapak bupati kita sedang dalam kesulitan, karena ketua DPRD (Sergai) bukanlah orang dari PDI-P. Ke depan mari kita bantu beliau dengan memenangkan kader-kader kami supaya di legislatif PDI-P bisa menjadi pemenang dan dapat kursi ketua DPRD. Jika dari tingkat II, bupati, gubernur, dan presiden dari PDI-P, saya pastikan ibu/bapak segala aspirasi akan lebih mudah untuk saya, Pak Paul dan Pak Ramses wujudkan," tegasnya.
Ia pun menegaskan, bila ada calon lain yang mengklaim bisa memfasilitasi pengurusan PKH, PIP maupun KIP secara pribadi, itu termasuk 'mencuri' program milik PDI-P alias tidak percaya diri dengan kampanyenya sendiri.
"Coba lihat spanduk kita ini, di sini tertera jelas bahwa kami berani menuliskan untuk meneruskan PIP, KIP, dan PKH karena memang itu adalah program partai kami. Ada gak calon lain yang berani seperti kami bapak/ibu? Kalau berani tulis juga maunya di spanduk dia seperti itu. Tentu itu namanya pencuri kan bapak/ibu?," ujar Jhonra yang disambut teriakan hidup PDI-P oleh hadirin.
Keinginan maju sebagai wakil rakyat, imbuh dia, karena merasa terpanggil akan kondisi kehidupan masyarakat dan pembangunan di daerahnya yang berjalan lambat. Bahkan program-program untuk rakyat miskin seperti PIP, KIP, dan PKH banyak sekali masyarakat di wilayahnya terutama kaum minoritas belum menikmatinya.
"Kenapa itu bisa terjadi karena tidak ada wakil kita dari daerah ini, akhirnya orang lain yang mengklaim dan menikmati. Untuk itu sepakatnya kita mendukung Bapak Ganjar, Pak Paul Baja, Pak Ramses, dan saya nanti di 2024 ibu/bapak semua?" tuturnya dan langsung dijawab 'siap mendukung' dari masyarakat.
Menurut keterangan panitia, setidaknya 1.000 masyarakat berpartisipasi dalam sosialisasi kali ini, dari empat desa yang dijalani Paul Baja bersama tandem dan timnya tersebut. Di akhir acara, Paul Baja memberikan cinderamata kepada mereka sebagai wujud kepedulian untuk membantu meringankan beban rumah tangga masyarakat, dampak mahalnya harga bahan kebutuhan pokok.
Usai sosialisasi, masyarakat memanfaatkan waktu untuk mengajak foto bersama dan bersalaman dengan Paul Baja beserta Paulina Br Simbolon. Dengan sabar dan sambutan hangat, Paul dan istrinya melayani permintaan tersebut.