Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Produsen otomotif asal Jepang, Daihatsu, akan memperpanjang periode pengembangan kendaraan baru jadi 40 persen lebih lama. Hal ini dilakukan imbas temuan skandal yang dilakukan oleh Daihatsu.
Daihatsu akan meningkatkan jumlah penginspeksi secara signifikan. Daihatsu berjanji akan menerapkan perlindungan terhadap kecurangan dalam standar keselamatan.
Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito meminta Daihatsu menghentikan budaya yang mendorong karyawannya untuk berbuat curang. Atas permintaan itu, Presiden Daihatsu Soichiro Okudaira menyampaikan laporan bahwa pihaknya akan memperpanjang periode dan memperketat pengembangan kendaraan.
Laporan ini muncul setelah terungkapnya perusahaan tersebut berulang kali melakukan kesalahan dalam uji sertifikasi keselamatan dan standar lain pada kendaraan baru. Skandal tersebut membuat seluruh pabrik kendaraan Daihatsu di Jepang sempat terhenti.
"Kami akan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya hal serupa dan menjadi perusahaan yang bekerja dengan cara yang benar," kata Okudaira dikutip Asia Nikkei.
Daihatsu berencana menambah staf kepatuhan untuk tes sertifikasi tujuh kali lipat pada bulan Juni dibandingkan dengan tingkat pada bulan Januari 2023. Personel yang terlibat dalam kinerja keselamatan akan ditingkatkan 50 persen.
Daihatsu menyatakan akan memisahkan departemen pengembangan dan sertifikasi, serta memudahkan karyawan melaporkan masalah secara internal.
Di sisi lain, Kementerian Transportasi Jepang meminta Daihatsu untuk merombak organisasinya dan melaporkan langkah-langkah pencegahannya dalam waktu satu bulan. Panel independen menyalahkan skandal tersebut kepada para eksekutif yang mempercepat waktu pengembangan tanpa mengambil tindakan untuk mencegah kecurangan.
Sementara itu, Presiden Toyota Motor Koji Sato mengindikasikan bahwa perusahaan induknya terbuka untuk mempertimbangkan perubahan manajemen di Daihatsu.
Mengenai hubungannya dengan Toyota, Daihatsu mengatakan bahwa ada keraguan di kedua sisi, dan situasi serta strategi sebenarnya tidak dikomunikasikan secara memadai.(dto)