Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Permintaan smartphone secara global mencapai 367 juta unit pada kuartal ketiga 2017, di mana itu naik 3% dari tahun ke tahun. Menariknya, kondisi pasar saat ini akan semakin membuka jalur smartphone premium lebih banyak lagi.
Amerika Latin serta Eropa Tengah dan Timur menjadi wilayah yang paling melonjak permintaan terkait smartphone. Amerika Latin naik 11% dari tahun ke tahun serta Eropa Tengah dan Timur naik 9% dari tahun ke tahun. Harga jual rata-rata global (ASP) juga terus tumbuh di kuartal ketiga ini, meningkat 7% dari tahun ke tahun.
"Meskipun penjualan unit mungkin turun di beberapa daerah, peningkatan ASP menunjukkan kesempatan untuk menumbuhkan nilai pasar smarpthone. Ini adalah kabar baik bagi produsen, terutama wilayah seperti Eropa Barat di mana kejenuhan pasar mengakibatkan penurunan volume penjualan dari tahun ke tahun," ujar Direktur Riset Telekomunikasi GfK Arndt Polifke dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (27/10).
"Pada saat yang sama, fitur premium semakin penting bagi konsumen. Sehingga kita berharap dapat melihat lebih mengenai perlindungan air dan debu, kekuatan baterai dan memori, suara kualitas tinggi, kemampuan kamera dan video, desain bazelless, bahkan sensor biometrik pada peluncuran baru," tuturnya.
Pasar Smartphone per Wilayah
GfK menyebutkan permintaan smartphone di Eropa Barat totalnya 30,9 juta pada kuartal ketiga 2017. Angka tersebut turun 7% dari tahun ke tahun. Kondisi pasar yang jenuh semakin menjadi saat penjulan iPhone X tertunda.
Meski menurun, pergeseran penjualan ke arah ponsel mahal terjadi di Eropa Barat. Satu dari delapan smartphone dengan harga diatas USD 900, terjual. Itu meningkat, dibandingkan satu dari 16 pada periode yang sama tahun lalu.
Berbeda dengan Eropa Barat, permintaan ponsel pintar di Eropa Tengah dan Timur tumbuh 9% dari tahun ke tahun di kuartal saat ini, membawa permintaan jadi 22,3 juta unit.
Sedangkan di Amerika Utara, permintaan smartphone mencapai 49,3 juta di kuartal tiga 2017, turun 1% dari tahun ke tahun. Tren penurunan ini berlangsung dari kuartal kedua, namun kuartal keempat diprediksikan naik seiring produk utama telah diluncurkan.
Bergeser ke Amerika Latin, permintaan smartphone mencapai 27,8 juta pada kuartal saat ini, tumbuh 11% dari tahun ke tahun. Brasil menjadi negara paling berkontribusi soal permintaan tersebut, di mana naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika, permintaan smartphone sampai 45,2 juta unit, naik 8% dari tahun ke tahun. GfK memprediksikan permintaan di wilayah ini tumbuh 5% dari tahun ke tahun pada 2017.
Situasi serupa juga terjadi di China, naik 20% dari tahun ke tahun di kuartal ketiga 2017. Pertumbuhan didorong kenaikan ASP sebesar 15% dari tahun ke tahun. Permintaan smartphone di China saat ini mencapai 117 juta unit. GfK menilai China diperkirakan mencapai 464 juta unit pada 2017, tumbuh 4% dari tahun ke tahun.
Kondisi pasar di China tidak menular ke Korea Selatan. GfK menemukan Negeri Gingseng permintaan smartphone mencapai 16,4 juta pada kuartal ketiga 2017, turun 7% dari tahun ke tahun.
Bagi negara berkembang, India dan Indonesia menjadi negara pendorong soal permintaan smartphone yang masing-masing naik 3% dan 5%. Begitu juga di Malaysia permintaan tumbuh 25% dan Bangladesh 22% dari tahun ke tahun.
GfK meramalkan permintaan smartphone di negara berkembang di Asia mencapai 238 juta unit pada 2017, naik 11% dari tahun ke tahun yang itu terkuat di semua wilayah selama tahun ini.
"Hasil kuartal ini mengungkapkan kompleksitas pasar smartphone global dan menjelaskan mengapa, ketika menyangkut peramalan kinerja dan memenuhi permintaan pasar di masa depan, produsen benar-benar perlu memeriksa dan memahami nuansa masing-masing pasar," sebut Yotaro Noguchi, pemimpin produk mengenai tren dan prediksi di GfK.(dtn)