Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdily.com - Probolinggo - Sudah lama kegiatan ketiga terduga teroris yang diamankan di Probolinggo, Rabu (16/5) malam menjadi perbincangan warga. Kegiatan ini dipusatkan di musala yang tak jauh dari rumah salah satu terduga teroris.
Salah satu warga bernama Yani (40) pun mengungkapkan hal itu. Di musala itu, salah satu terduga teroris, yaitu Muhammad Fatwa (32) menjadi guru mengaji sejumlah santri.
Namun metode pengajaran di lembaga tersebut dinilai bertentangan dengan metode pengajaran di sekolah-sekolah pada umumnya.
"Jadi siswa atau santri disana dilarang melakukan hormat kepada bendera merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan. Haram hukumnya jika melakukan penghormatan kepada bendera. Begitu doktrin yang diajarkan disana," ungkapnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (17/5/2018).
Yani mengetahui hal ini secara pasti karena anaknya pernah disekolahkan di lembaga yang diajar Fatwa tersebut. Akan tetapi begitu tahu apa yang mereka ajarkan disana, warga dan tetangga di sekitar musala itu berbondong-bondong menarik anak mereka dari sekolah.
"Makanya yang sekolah disana kebanyakan anak dari kelompoknya sendiri dibandingkan dengan masyarakat sekitar," jelasnya.
Tak hanya itu, warga lain bernama Sukirno mengatakan, santri yang belajar disana juga diajari kemampuan menembak dan memanah untuk kegiatan ekstrakurikuler.
"Ada pola pengajaran menembak dan memanah ini kerap kali saya lihat Namun maksud dan tujuan dari hal pelajaran itu saya tidak paham secara pasti," ujarnya.
Ditambahkan Sukirno, lembaga pendidikan itu sebenarnya sudah lama berdiri di lingkungan tempat tinggal mereka. Bahkan dia memperkirakan bangunan itu sudah ada sejak lima tahun silam.
"Jadi aktivitas kegiatan pendidikan dalam lembaga itu sudah berjalan cukup lama sampai saat ini," tutupnya. dtc