Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik saat ini sedang merawat seorang bayi perempuan, yang memiliki kelainan saat lahir dengan usus yang berada di luar tubuhnya. Bayi bernama Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, asal Kisaran, Kabupaten Asahan, yang lahir pada Rabu (31/10/2018).
Dokter spesialis bedah anak RSUP Haji Adam Malik, dr Erjan Fikri SpBAnak (K) yang juga merupakan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) AARS menyatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi dapat terlahir seperti itu (usus di luar).
"Di antaranya adalah akibat paparan asap rokok, ibu kurang gizi atau mungkin ada penyakit tertentu yang diderita ibu saat hamil," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (3/11/2018).
Menurut Erjan, kasus bayi dengan usus di luar ini mortalitasnya juga cukup tinggi. Untuk itu memang harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak terjadi infeksi.
"Namun banyak pasien yang justru datang terlambat, terutama ke rumah sakit pusat. Bayi baru dibawa ketika sudah infeksi berat, sehingga terlambat dalam penanganan," jelasnya.
Untuk itu, ia menganjurkan, agar hendaknya rumah sakit daerah yang telah memiliki ahli obgyn selayaknya sudah punya alat untuk USG. Sehingga dengan begitu, sejak dalam kandungan, sudah nampak kelainan yang diderita oleh sang bayi.
Tapi sayangnya, sambung dia, hingga kini masih banyak juga ditemukan pasutri yang tidak memeriksakan kehamilan secara teratur.
"Jadi saat melahirkan bisa dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan sesar. Karena, jika melahirkan lewat bawah (normal) risiko pecah, robek, kena infeksi cukup tinggi. Di rumah sakit, bayi juga bisa langsung dikirim ke tempat khusus, dan ditangani dokter ahli neonatilogis," terangnya.
Selain itu, Erjan menjelaskan, jika karakteristik bayi Alifa ini adalah pasien yang ususnya tidak berada di dalam badan, tapi masih tersungkur oleh selaput. Bentuk selaput yang tembus pandang, menyebabkan usus tampak berada di luar rongga perut.
"Karenanya dengan perawatan selaput tersebut bisa berubah menjadi kulit. Namun, ada kalanya kondisi yang dialami bayi baru lahir ini, selaput pecah sehingga terpaksa dilakukan operasi," jelasnya.
Ia menerangkan, selain ada selaput yang menutupi, ada juga jenis bayi yang lahir dengan usus di luar tanpa ada pembungkus (selaput) sama sekali. Untuk kasus ini sang bayi harus mendapat pertolongan sesegera mungkin.
"Tapi untuk semua kasus sangat tergantung dari perawatan anti natalitas sebelum dilahirkan. Sebab sebelum bayi lahir atau saat hamil, sudah bisa terdeteksi oleh ahli kandungan," terangnya.
Terkait kasus bayi Alifa, lanjutnya, kemungkinan pihaknya akan melakukan operasi. Karena diperutnya terdapat tonjolan.
Sedangkan untuk kondisi pasien, tambah Erjan, sampai sejauh masih diawasi dan ditinjau, baik dari makanan dan BAB. Jika ada kelainan yang berbahaya, tindakan yang lebih komplek segera dilakukan.
"Operasi itu nanti baru dilakukan, sesudah bayi lebih besar dan lebih kuat," pungkasnya.