Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ribuan massa menggelar aksi untuk mengawal sidang Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini.. Lalu, apakah aksi massa ini bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia?
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Shinta Widjaja Kamdani, stabilitas politik dapat memberi pengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
"Dari dunia usaha kondisi ekonomi akan juga tergantung pada kestabilan politik," tutur Shinta, Kamis (27/6/2019).
Namun, Shinta mengatakan faktor politik ini bukanlah satu-satunya. Faktor eksernal yakni panasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) - China juga memberi dampak yang cukup signifikan.
"Kita mesti juga melihat faktor eksternal seperti penurunan perekonomian dunia juga dengan trade war dan lain-lain. Pertemuan G20 minggu ini akan penting apakah ada kesepakatan antara Amerika dan Tiongkok. Jadi kombinasi antara faktor internal dan eksternal memegang peranan penting dalam perekonomian kita ke depannya," jelas Shinta.
Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, konflik politik bukan faktor utama yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Ia menyebutkan bahwa perang dagang adalah kekhawatiran nomor satu.
"Sebenarnya kalau dari politik masih menjadi concern ya. Hanya saja menjadi concern yang nomor dua. Yang pertama itu concern-nya perang dagang. Karena itu yang berdampak pada kinerja ekspor dan impor," terang Bhima.
Kemudian, terkait sejumlah ritel yang tutup sepanjang 2019 juga bukan disebabkan oleh stabilitas politik. Stabilitas politik hanya berdampak bagi masyarakat golongan menengah ke atas yang merasa tidak nyaman untuk belanja.
"Adapun ritel yang tutup sepanjang 2019, ini lebih disebabkan karena pelemahan daya beli. Jadi bukan dikaitkan dengan stabilitas politik. Mungkin ada dampak stabilitas politik itu ke menengah ke atas, mereka tidak nyaman untuk belanja. Karna politiknya terlalu gaduh. Tapi secara keseluruhan faktornya bukan karena politik," papar Bhima.(dtf)