Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perum Bulog diberi kesempatan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menjadi penyalur beras utama di program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun, Bulog diharuskan menyediakan beras yang diserap baru. Artinya, tak menggunakan beras yang saat ini sudah menumpuk di gudang Bulog yakni sebanyak 2,2 juta ton.
"Iya, saya sudah jamin kemarin bahwa beras-beras yang baru kita serap, bukan pakai beras yang lama. Beras yang baru kita serap langsung kita distribusikan," tutur Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) usai menghadiri rapat koordinasi bantuan pangan nasional di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Untuk volumenya, target penyaluran beras BPNT per tahun yakni sebanyak 1,5 juta ton beras. Sehingga, untuk semester II tahun 2019 ini ditargetkan Bulog menyalurkan sekitar 700.000 ton beras untuk program BPNT.
"Potensi volume beras BPNT 1,5 juta ton. Itu satu tahun, sekarang ini kan sudah bulan Juli, berarti semester II sekitar 700.000 ton," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kemudian, Direktur Jenderal (Dirjen) Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung menambahkan bahwa ke depannya penyaluran beras Bulog ditargetkan tak hanya 700.000 ton. Akan tetapi, diharuskan beras baru.
"Bukan cuma 700.000 ton, pokoknya beras yang masuk ke warung itu beras baru," terang Andi.
Sedangkan, 2,2 juta ton beras Bulog yang kini menumpuk dan terancam busuk di gudang akan disalurkan untuk operasi pasar.
"(2,2 juta ton) itu kan CBP (Cadangan Beras Pemerintah), itu untuk operasi pasar. Untuk BPNT itu lain lagi," ungkap Buwas.(dtf)