Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja ekspor Sumatra Utara (Sumut) yang melempem akibat penurunan harga komoditas perkebunan harusnya bisa disokong produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM). Sayangnya, performa ekspor UKM Sumut juga kurang menggembirakan sepanjang tahun 2019 ini. Hal tersebut karena kurangnya pendampingan terhadap pelaku UKM terutama yang berada di daerah.
Direktur UKM Center Sumut, Denni Faisal Mirza, mengatakan, sebenarnya Sumut punya banyak produk yang berpotensi untuk ekspor. "Tapi sayang, belum ada pendampingan dari pemerintah. Karena ini kan untuk pasar luar negeri jadi butuh pendampingan sehingga produknya bisa berstandar internasional," katanya, Kamis (14/11/2019).
Menurut Denni, produk dari UKM yang sudah ekspor diperkirakan masih minim. Produk-produk tersebut mulai dari makanan olahan, agrobisnis, manufaktur dan konveksi. Namun jumlah ini masih terbatas sehingga ikut mempengaruhi pelaku usaha yang naik kelas ke pengusaha menengah.
Denni mengatakan, pemerintah kabupaten/kota terkesan belum maksimal untuk memajukan UKM di daerahnya. Data pihaknya, dari 33 kabupaten/kota di Sumut, baru 10 kabupaten/kota yang siap dalam memajukan UKM baik dari sarana prasarana, networking, pembinaan karakter dan SDM serta permodalan dan perizinan.
"Hal ini menurut kami menjadi penyebab kelambanan pertumbuhan UKM di Sumut. Jadi kurang koordinasi antara stakeholder daerah. Mulai antar provinsi, kabupaten/Kota, pemerintah dengan BUMN, pemerintah dengan perbankan, pemerintah dengan lembaga UKM dan lainnya. Kami kira pemerintah harus mau menggandeng pihak-pihak terkait untuk memajukan UKM dan mendorong mereka naik kelas," kata Denni.
UKM Center Sumut sendiri, saat ini ikut bertanggung jawab sebagai International Council Small Business di Sumut. Pihaknya pun menggandeng pemerintah, perguruan tinggi, BUMN, dan praktisi bisnis untuk memajukan UKM di Sumut.