Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Forum Komunikasi Alawiyyin Indonesia ikut buka suara terkait persekusi terhadap Haddad Alwi yang dituding Syiah. Pemerintah pun diminta serius menangani kasus-kasus intoleransi yang sempat mengemuka beberapa tahun terakhir ini.
"Kami mengimbau dan mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat, juga para pemangku kebijakan dan instansi terkait untuk serius dalam menangani intoleransi yang sangat marak 10 tahun terakhir ini," ujar Presidium Forum Komunikasi Alawiyyin Indonesia, Abdul Kadir Al-Haddad, dalam keterangannya, Rabu (25/12/2019).
Abdul Kadir juga menentang keras segala bentuk persekusi dan sikap intoleransi. Ia pun meminta polisi lebih proaktif menangani kasus ini.
"Kepolisian sebagai aparat keamanan kami harapkan proaktif dan terdepan dalam menangani kasus persekusi ini karena ini adalah preseden untuk kerukunan dan toleransi di Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Abdul Karim mengajak semua pihak belajar dari negara-negara yang hancur karena sikap intoleransi. Di tengah keberagaman ini, masyarakat sudah sepatutnya menumbuhkembangkan sikap toleransi.
"Belajar dari banyak negara yang menjadi hancur dan luluh-lantak berawal dari Intoleransi, saling menyesatkan dan mengkafirkan dan berakhir pada perang saudara," katanya.
Sepeti diketahui, insiden Haddad Alwi turun dari atas panggung sempat menjadi polemik. Haddad Alwi merasa diusir karena diminta turun dari atas panggung lantaran ada yang menudingnya Syiah.
Hal ini terjadi pada Senin (16/12) saat Haddad Alwi diundang untuk menghadiri acara haul Al-Habib Abdullah bin Zein al-Attas di Cikurutug, Sukabumi. Haddad Alwi kemudian mengangkat tangan, yang diartikan oleh beberapa kelompok sebagai upaya pembaiatan Syiah.
Anggapan soal gerakan Haddad Alwi tersebut merupakan simbol Syiah juga disampaikan Pengurus DPP FPI, Slamet Ma'arif. Menurutnya, gerakan mengangkat satu tangan yang dilakukan Haddad Alwi saat berselawat adalah simbol Syiah, sedangkan warga di lokasi acara mayoritas Sunni.
"Ini yang saya sampaikan masyarakat di sana mayoritas berkeyakinan Sunni, Ustaz Haddad Alwi memperlihatkan simbol Syiah dalam selawatnya dengan mengangkat satu tangan. Oleh masyarakat dianggap mengajak untuk mengikuti Syiah," kata Slamet Ma'arif, Sabtu (21/12).
Tudingan soal gerakan Haddad Alwi sebagai simbol Syiah itu pun ditepis Muannas. Dia meminta pihak yang menganggap gerakan dari Haddad Alwi saat berada di panggung sebagai simbol Syiah menonton video lengkapnya. Dia meyakini gerakan tersebut tak bisa dibuktikan sebagai simbol aliran Syiah.
"Tuduhan itu fitnah dan mengada-ada," kata Muannas, Jumat (20/12). dtc