Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penjelasan tentang apa itu virus, (corona) bagaimana proses terbentuknya, cara penularannya maupun penangkalnya, kerap menjadi pertanyaan di masyarakat. Penjelasan maupun informasi tentang hal itu masih sangat minim. Padahal hal itu sangat penting, terutama di masa wabah virus corona yang mewabah di segala penjuru dunia.
Menurut Prof Dr Albinus Silalahi MS, guru besar Kimia Universitas Negeri Medan (Unimed), virus bukanlah mikroorganisme (makhluk hidup). Termasuk virus corona. Virus corona merupakan kapsul yang mengelilingi RNA sebagai biomolekul materi genetik dan protein yang terlapis lemak/ lipid (bukan sel hidup). Jadi virus corona adalah biomolekul yang hanya hidup kalau berada dalam sel inang (dalam sel manusia).
"Ia dapat menggandakan diri dengan peran RNA-nya, sehingga sel-sel manusia yang mengandungnya menjadi sakit. Kalau di luar sel inang tidak akan dapat menggandakan diri karena bukan sel hidup," jelas Albinus kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (1/4/2020).
Terkait penggunaan disinfektan, Albinus menjelaskan, fungsi disinfektan tergantung dari zat-zat yang digunakan. Pada umumnya dan pada dasarnya, desinfektans diformulasi dengan setepatnya pada konsentrasi yang secukupnya untuk efektif mematikan mikroorganisme yang ditargetkan, namun tidak sampai berbahaya bagi (kulit) manusia (kalau tidak sampai terhirup melampaui batas atau terminum).
"Semua mikroorganime adalah sel-sel ( mahluk hidup). Jadi efektifitas suatu desinfektan adalah apabila mikroorganisme yang ditargetkan dapat mati," kata mantan pembantu rektor ini di masa Rektor Unimed Djanius Djamin ini.
Terkiat penggunaannya membunuh virus corona, pertanyaannya apakah disinfektan yang akan digunakan tersebut dapat merusak konformasi struktur, sekaligus merusak struktur primer biomolekul corona menjadi residu-residunya agar hilang bioaktivitasnya sebelum menempel ke internal sel-sel inang (sel-sel manusia)?
"Kalau desinfektan tersebut hanya mampu merusak konformasi strukturnya (terdenaturasi), meskipun dengan kerusakan konformasi ini telah hilang bioaktivitasnya, masih berpotensi kembali ke konformasi semula (renaturasi), sehingga juga kembali memiliki bioaktivitas semula. Kalau hanya sekadar terdenaturasi karena sewaktu desinfektan tersebut disemprotkan dan suhu ruangan dinaikkan, nanti kalau desinfektannya menguap dan/atau suhu ruangan diturunkan maka akan terjadi juga renaturasi," ujarnya.
Dijelaskan Albinus, biomolekul akan rusak strukturnya kalau dalam pelarut organik (tergantung konsentrasi dan suhunya), misalnya dalam alkohol. Telah diketahui bahwa biomolekul corona akan rusak strukturnya dalam alkohol 65%, sehingga hilang bioaktivitasnya. Termasuk juga dengan penggunaan sabun yang dapat merusak struktur biomolekul virus.
"Jadi tidak tepat istilah virus corona mati karena bukan mahluk hidup. Sekiranya virus corona merupakan sel bakteri hidup, urusan pengobatan kita kalau tertular tinggal mencari senyawaan pembunuh bakteri yang tepat, yaitu antibiotik," kata Albinus.