Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Nisel. Terkait ambruknya jembatan Nasional sungai Eho atau yang sering disebut jembatan titik gantung yang berada di desa Sifaoroasi Kecamatan Amandraya Kabupaten Nias Selatan beberapa waktu lalu hingga saat ini masih belum rampung jembatan daruratnya, PPK 36 BBPJN (balai besar pelaksana jalan Nasional) jalan dan jembatan wilayah Telukdalam-Lolowa'u, Parsaoran Samosir, mengatakan hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Beberapa faktor yang dimaksud, Parsaoran Samosir, diantaranya Covid-19 apalagi dengan adanya surat edaran Gubernur Sumut beberapa waktu lalu, sehingga para tenaga teknis agak susah ke Nias, berikutnya terkait cuaca (hujan) yang sudah beberapa hari ini terjadi dan terkahir mengenai alat yang mesti harus didatangkan dari Medan.
"Kita sudah buat jembatan bagi pejalan kaki, hanya saja akibat hujan beberapa hari ini yang disertai banjir mengakibatkan beberapa bagian dari jembatan itu rusak," ungkap Samosir saat kepada sejumlah wartawan di kantor PUPR Nias Selatan, Kamis (08/10/2020).
Lebih lanjut, Parsaoran Samosir, membeberkan bahwa pihaknya berencana akan melakukan pengecoran pada pondasi jembatan darurat disisi kiri jembatan saat ini, namun akibat curah hujan yang tinggi dan stok semen di Nias Selatan juga tidak ada beberapa hari ini sehingga tidak dapat dilakukan pengecoran tersebut.
"Sekarang kita mau melakukan pengecoran pondasi jembatan itu, agar jembatan bellinya bisa dipindahkan sehingga dapat dilalui roda empat, namun semen di Nias Selatan tidak ada. Jadi itulah beberapa yang menjadi kendala," kata Parsaoran Samosir.
Untuk mengerjakan jembatan itu, tutur Parsaoran Samosir, harus dilakukan secara teknis, beberapa tenaga teknis dalam pengerjaan jembatan darurat itu dalam perjalanan menuju Nias. Karena sebelumnya mereka harus menjalani swab dulu untuk sampai ke Nias.
Selain itu, lanjut Parsaoran Samosir, usai dilakukannya pengecoran pondasi darurat itu maka harus ditunggu sampai 21 hari lamanya baru bisa dipindahkan jembatan bellinya. Itu pun, tambahnya harus menggunakan alat berat seperti crain.
"Di Nias Selatan kan tidak ada alat crain, jadi mesti harus kita datangkan dari Medan," tambahnya.
Terkait penanganan jembatan itu, Parsaoran Samosir, bahwa hal itu dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui BBPJN Wilayah II Medan. Pemkab Nias Selatan adalah sebagai pemilik wilayah, dalam pelaksanaannya memiliki jalin koordinasi dalam mendukung pembangunan itu.
Pada kesempatan itu, Kadis PUPR Nias Selatan, Erwinus Laia, meminta kepada BBPJN melalui PPK 36 jalan dan jembatan wilayah Telukdalam-Lolowa'u agar dapat membangun baskem tempat alat-alat berat di Nias atau di Nias Selatan agar kedepan bila terjadi hal-hal seperti ini dapat dimanfaatkan dan membantu, sehingga tidak didatangkan lagi dari luar Nias.