Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri BUMN Erick Thohir telah membentuk Holding BUMN klaster Pangan yang terdiri atas 9 perusahaan pelat merah. Sayangnya, Perum Bulog yang selama ini menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) dan juga melakukan importasi daging hingga gula tak masuk dalam holding tersebut.
Tanpa Bulog, Holding BUMN Pangan itu terdiri dari PT RNI, Berdikari, Perikanan Indonesia (Perindo), Perikanan Nusantara (Perinus), Pertani, Sang Hyang Seri, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Garam. Adapun induknya ialah PT RNI.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas mengaku tak tahu secara pasti apa alasan Erick Thohir tak memasukkan Bulog dalam holding tersebut.
"Harusnya pertanyaan itu jangan ke saya, tapi ke Pak Menteri. Kenapa kok Bulog tidak masuk dalam klaster pangan?" ujar dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/2/2021).
Namun, menurut Buwas, selain punya peran 3 pilar di ketahanan pangan antara lain ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability), program-program Bulog juga akan dirombak menjadi Badan Pangan. Oleh karena itu, Bulog tak dimasukkan dalam Holding BUMN Pangan.
"Tapi sementara, Bulog itu punya peran sebagai 3 pilar, kita punya tugas untuk negara. Jadi kalau kita dimasukkan ke dalam BUMN klaster pangan, memang kita nggak. Kedua, karena ada rencana program Bulog ini akan berubah. Saya tidak tahu ini berubahnya kapan dan untuk apa jadinya saya nggak tahu. Tapi salah satunya menjadi Badan Pangan, sehingga dipisahkan oleh Pak Menteri," tutur Buwas.
Menurutnya, apabila Bulog dimasukkan ke dalam Holding BUMN Pangan, namun tugasnya tak terlaksana dengan baik, maka akan menjadi persoalan.
"Jangan nanti sudah masuk klaster pangan tiba-tiba harus keluar, nah ini jadi kacau balau, nggak jadi lagi. Tapi apapun sebenarnya nggak ada masalah, Bulog tak masuk dalam klaster pangan tidak masalah. Yang penting adalah peran Bulog itu sendiri. Karena kalau dimasukkan ke dalam klaster pangan, tapi Bulog tidak berbuat untuk kepentingan pangan kan tidak ada gunanya juga," terangnya.
Ia menegaskan, pihaknya mengikuti keputusan pemerintah, di mana dalam hal ini Bulog tak dimasukkan dalam klaster tersebut. Buwas mengatakan, fokus utama Bulog adalah melaksanakan tugas yang ada saat ini untuk kepentingan masyarakat.
"Jadi kita lihat saja nanti perkembangannya, tapi bagi saya tidak ada masalah Bulog mau masuk klaster pangan atau tidak. Yang penting bagi saya Bulog bisa bertugas sesuai tugasnya, sesuai Undang-undang, kepentingan masyarakat, itu yang penting. Jadi kita nggak usah gimana-gimana, itu keputusan pemerintah. Yang penting realisasinya Bulog itu bisa punya peran kepada kepentingan masyarakat," pungkas dia.(dtf)