Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Beberapa daerah dilaporkan berencana kembali melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka. Hal ini menyusul pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 yang kini mengincar guru sebagai petugas pelayan publik.
Terkait hal tersebut, tampaknya tidak semua guru tahu di mana bisa mendapatkan vaksin COVID-19. Ini karena memang tidak ada skema pendaftaran vaksinasi khusus untuk guru, seperti misalnya pada lansia yang bisa mendaftar di situs resmi Kementerian Kesehatan atau Satgas COVID-19.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa dalam program vaksinasi tahap kedua, guru sebagai petugas pelayan publik dan lansia sama-sama menjadi kelompok target vaksinasi. Hanya saja lansia saat ini lebih diprioritaskan karena jumlahnya yang mendapat vaksin masih jauh di bawah target.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sampai hari Sabtu (27/3/2021), sudah ada 4.476.761 petugas publik yang mendapat dosis pertama vaksin COVID-19 dari target sekitar 17 juta. Sementara baru ada 1.439.689 lansia yang mendapat dosis pertama vaksin dari target sekitar 21 juta.
"Vaksinasi tenaga publik itu sudah tiga kali lebih cepat dari lansia. Itu yang buat saya khawatir. Jadi isunya bukan di tenaga publik, isunya di lansia," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).
"Sekarang kita sedang dorong tenaga publik, termasuk guru, di sentra-sentra. Apakah rebutan sama lansia? Tidak. Karena lansia itu sekarang di sentra-sentra sudah tidak terlalu banyak," lanjutnya
Menkes Budi menjelaskan bila ada guru yang ingin mendapat vaksin bisa langsung mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Sebagai contoh Sentra Vaksinasi COVID-19 BUMN di Istora Senayan, Jakarta, sebetulnya bisa melayani guru bila kuotanya masih tersedia.
"Sentra betul resminya di medsos untuk lansia. Saya konfirm prioritas mereka lansia kemudian tenaga publik," ungkap Menkes Budi.(dth)