Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Regulator medis Inggris mengatakan bahwa dari 30 orang yang menderita pembekuan darah langka setelah menerima vaksin Corona Oxford-AstraZeneca, tujuh telah meninggal.
Badan Regulator Obat-obatan Inggris (MHRA) dalam sebuah pernyataan mengatakan dari 30 laporan yang diterima hingga 24 Maret, ada tujuh pasien tak mampu bertahan hidup.
Laporan trombosis, yang disampaikan oleh petugas medis atau anggota masyarakat melalui situs web pemerintah, muncul setelah 18,1 juta dosis vaksin AstraZeneca telah diberikan di negara tersebut.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan adalah kondisi pembekuan langka yang disebut trombosis sinus vena serebral. Delapan kasus membuat orang menderita jenis trombosis lain yang dikombinasikan dengan tingkat trombosit darah yang rendah, yang menyebabkan pembekuan darah.
Kepala MHRA June Raine menekankan agar masyarakat tak takut untuk divaksin, karena demi menekan pandemi COVID-19.
"Publik harus tetap melanjutkan untuk divaksin ketika mereka telah mendapatkan undangan," katanya, dikutip dari Strait Times.
Baik MHRA dan European Medicines Agency (EMA) mengatakan belum ada hubungan sebab akibat antara kasus pembekuan darah dan vaksin AstraZeneca.
Tetapi kekhawatiran yang berkembang telah mendorong sejumlah negara untuk menghentikan sementara pemberian vaksin atau membatasinya untuk orang tua.
AstraZeneca bulan lalu mengatakan setelah uji coba efisiensi AS bahwa vaksinnya 76 persen efektif untuk mencegah penyakit. Ia juga mengatakan data untuk UE dan Inggris tidak menunjukkan peningkatan risiko pembekuan darah.(dth)