Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Simalungun. Penyebab banjir bandang yang melanda kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun beberapa waktu lalu menimbulkan pertanyaan di banyak kalangan.
Banyak warga yang menyeret nama oknum dan perusahaan yang memiliki lahan di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon itu mejadi penyebab banjir yang merusak sedikitnya 6 rumah milik warga itu.
Salah seorang yang menjadi sasaran adalah Lilis Daulay, warga Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar. Lilis memang diketahui memiliki lahan di Bukit Sitahoan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Kepada wartawan, Lilis membantah jika lahan tersebut masuk dalam kawasan hutan lindung. "Wajar saya mengelola tanah saya untuk digunakan sebagai lahan berproduksi ketahanan pangan dan membuka lapangan pekerjaan," ucapnya, Rabu (19/5/2021).
Ditambahkannya, dari data kepemilikan tanah, lahannya tersebut berada di dataran rendah dan dikelilingi gunung. "Dikelilingi gunung, bagaikan kuali," pungkasnya.
Pasca banjir bandang yang terjadi, ia mengaku kerap diserang sejumlah oknum baik dari media sosial maupun secara langsung.
Atas tindakan intimidasi yang menurutnya tidak mendasar itu, Lilis merasa sangat tertekan. "Saya akan bertindak bagi oknum yang sengaja mencemari nama baik saya," tukasnya.
Lilis juga mengklaim bahwa lahan miliknya masuk dalam titik rest area tol Medan-Parapat yang sedang digodok pemerintah pusat.