Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Cianjur. Gugus Tugas COVID-19 Cianjur mencatat sejak awal pandemi hingga saat ini ada sekitar 1.000 anak yang terkonfirmasi positif Corona. Bahkan 177 anak merupakan usia balita.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas Kabupaten Cianjur Yusman Faisal, mengatakan hingga Rabu (23/6/2021), kasus COVID-19 di Cianjur mencapai 6.485 kasus.
Dari total kasus tersebut, anak hingga remaja usia di bawah 5 tahun sampai 19 tahun, tercatat ada 1.081 orang yang terkonfirmasi positif.
"Dari 1.081 itu, yang usia di bawah lima tahun ada 177 anak dan dari 5-19 tahun ada 904 orang," ujar Yusman, Rabu (23/6/2021).
Namun rata-rata pasien usia anak di bawah 19 tahun berhasil sembuh. Meskipun dia mengaku belum mengetahui berapa angka kesembuhan saat ini untuk pasien terkonfirmasi di usia anak.
"Kalau yang masih dirawat harus dicek dulu datanya ke rumah sakit. Tapi rata-rara sembuh," kata dia.
Menurut Yusman, dari 1.081 kasus, pasien anak yang meninggal hanya 1 orang. "Dari data hanya ada 1 pasien COVID-19 usia anak yang meninggal," tuturnya.
Yusman mengungkapkan pasien anak rata-rata terpapar dari orang tuanya. Namun tidak sedikit juga yang terpapar karena beraktivitas di luar rumah.
"Untuk yang remaja ada yang terpapar langsung saat aktivitas di luar, tapi kebanyakan anak apalagi usia balita itu terpapar dari orang tuanya," kata dia.
Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan masyarakat diminta untuk meningkatkan protokol kesehatan, terutama di lingkungan keluarga, mengingat banyaknya anak yang terpapar di Kabupaten Cianjur.
"Hampir 20 persen dari total kasus di Cianjur itu berstatus anak. Dan kebanyakan terpapar dari orang tuanya. Makanya meskipun di lingkungan keluarga, protokol kesehatan tetap dijalankan apalagi setelah bepergian dari luar rumah," kata dia.
Herman mengatakan Pemkab juga menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka untuk mencegah anak terpapar COVID-19, terutama varian Delta yang rentan menyerang anak-anak.
"Sementara kita tunda pelaksanaannya, kalaupun nanti digelar akan dilihat status per kecamatan. Hanya yang zona hijau yang nantinya boleh PTM. Kita tidak mau anak-anak terpapar COVID-19, apalagi varian baru yang sekarang sudah ditemukan di sejumlah daerah di Jawa Barat," pungkasnya.(dtc)