Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pakar Imunisasi, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH. DSc, meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19. Hal ini disebabkan mutasi virus Corona telah menghasilkan varian baru yang berbahaya. Sehingga tindakan vaksinasi COVID-19 diperlukan untuk menghindari dari penularan virus berbahaya tersebut.
Dalam keterangannya, Jumat (20/8/2021), Elizabeth Jane Soepardi, mengatakan, saat ini di Indonesia telah hadir beragam merek vaksin COVID-19 dimana hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendatangkan vaksin dari luar negeri.
Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, hadirnya beragam merek vaksin COVID-19 tersebut hendaknya disikapi dengan bijaksana oleh masyarakat. "Pemerintah meminta masyarakat untuk tidak pilih-pilih merek dan segera melakukan vaksinasi untuk menghindari penularan COVID-19 yang semakin cepat dan berbahaya.
Semakin ganas virus melalui varian-variannya, maka pemerintah akan lebih mudah mengalahkannya dengan menggunakan vaksin dari berbagai platform, misalnya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer,” ujar dr. Jane.
Elizabeth Jane Soepardi memberikan apresiasi atas semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti program vaksinasi COVID-19.
"Tren positif ini harus dipertahankan. Data menunjukkan bahwa virus Corona akan memberi dampak lebih mematikan kepada pasien yang belum menerima vaksinasi. Data yang ada juga menunjukkan bahwa kasus yang sakit dan meninggal sebagian besar dari yang belum divaksinasi," ujar Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Netherland ini.
Hal senada juga diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi. Dirinya mengingatkan pentingnya vaksinasi untuk menghindari bahaya COVID-19, yang sejauh ini sudah merenggut lebih dari 120.000 nyawa di Indonesia. “Sudah banyak anak Indonesia kehilangan orang tua akibat virus ini. Orang tua yang tidak mau divaksinasi, berarti tidak sayang kepada anak-anak dan keluarganya, karena membiarkan anak dan keluarganya lebih mudah diserang virus Corona,” ujarnya.
Prof Soedjatmiko juga mengatakan, seluruh dunia saat ini sedang berebut untuk mendapatkan vaksinasi. Hal ini didorong dengan semakin banyaknya masyarakat dunia yang memahami dan meyakini manfaat vaksin untuk menghindarkan mereka dari COVID-19. “Semua vaksin sama baiknya. Kalau menunda-nunda untuk menunggu memilih vaksin lain, maka berbahaya karena bisa tertular COVID-19, menyebar di keluarga, dan akan menyesal. Ayo, segera imunisasi anak mulai umur 12 tahun, semua dewasa, dan lansia, agar keluarga kita terlindung dari
bahaya COVID-19,” imbaunya.
Prof. Soedjatmiko mengatakan, program vaksinasi COVID-19 tetap harus dibarengi dengan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Dirinya meminta masyarakat untuk selalu menggunakan masker dengan benar, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir.
“Yang paling penting anak dan dewasa, jangan bepergian dan berkerumun. Siapapun, dimanapun, kecuali untuk hal yang sangat penting. Anak dan dewasa selalu pakai masker menutupi hidung, mulut, dagu, pipi. Karena ketika masker dipakai dgn benar, maka saat itu juga langsung melindungi diri kita hingga 90%,” ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate kembali menegaskan, semua vaksin yang digunakan di tanah air telah melewati berbagai pengujian untuk memastikan keamanan, khasiat, dan juga mutu. "Pengujian juga telah dilakukan Badan POM dan juga para ahli lainnya untuk memastikan semua vaksin aman, berkhasiat, dan juga memiliki mutu baik," kata Johnny.
Sebelumnya, Badan POM memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat kepada enam jenis vaksin COVID-19, yaitu CoronaVac, Vaksin COVID-19 (produksi Bio Farma – Sinovac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer).
Sebelum didistribusikan dan digunakan, Badan POM melakukan pengawalan mutu melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.