Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah sudah dilaksanakan di sejumlah wilayah. Akan tetapi, aktivitas ini rupanya memicu temuan 1.296 sekolah klaster COVID-19, berdasarkan akumulasi data Kemendikbudristek pada 20 September 2021.
Satgas Penanganan COVID-19 menyebut dari sekitar 47 ribu sekolah yang disurvei, hanya kurang dari 3 persen sekolah yang menimbulkan klaster kasus COVID-19.
"Menurut data Kemendikbudristek per tanggal 23 September dari 47.033 sekolah yang disurvei, hanya 2,77 persen sekolah yang menimbulkan klaster kasus selama PTM dilakukan," ujar juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (23/9/2021).
"Saat ini dashboard perkembangan kasus di lingkungan sekolah per wilayah dapat diakses di sekolah.data.kemendikbud.go.id/kesiapanbelajar. Dengan fitur ini, pemerintah daerah dan masyarakat dapat ikut memonitor angka kasus dan kejadian klaster secara aktual," imbuhnya.
Dalam kesempatan lainnya, Kemendikbudtistek menyebut tengah mengupayakan aktivitas PTM yang aman bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jumeri menegaskan pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan dinamika sekolah yang melaksanakan PTM Terbatas.
Lebih lanjut, kondisi di setiap wilayah beragam sehingga pelaksanaan PTM tak bisa disamaratakan. Walhasil, sekolah diminta melayani murid sesuai kesanggupannya baik dengan PTM Terbatas atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Anak-anak bisa tetap belajar dari rumah jika orang tua belum yakin dan belum memberikan izin untuk mengikuti PTM Terbatas. Saya tekankan bahwa tidak ada proses menghukum dan diskriminasi bagi anak-anak yang belajar dari rumah," terang Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek, Jumeri dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (22/9/2021).(dth)