Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hari Kanker Sedunia pada tahun 2022 mengusung tema "Close the Care Gap" yang artinya "Hentikan Kesenjangan Perawatan". Adanya perayaan ini diharapkan tak ada lagi kesenjangan pelayanan kesehatan di masyarakat terkait masalah kanker.
Pasalnya, sampai saat ini masih ada masyarakat di Indonesia yang meninggal dunia akibat menunggu jadwal terapi pengobatan. Dengan kata lain, menunggu nomor antrian.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, mengungkapkan bahwa saat ini layanan kanker, seperti radioterapi masih sangat minim di Indonesia. Hal ini menyebabkan antrian sangat panjang dan efeknya banyak pasien yang meninggal dunia akibat terlambat ditangani.
"Di Indonesia timur, layanan radioterapi hanya ada di Surabaya. Ini menyebabkan antrian yang lama bagi pasien, bisa sampai satu sampai dua tahun dan efeknya banyak pasien terlambat ditangani hingga akhirnya meninggal dunia," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, saat Temu Media dalam rangka Hari Kanker Sedunia dengan tema "Close the Care Gap", yang digelar secara daring, Rabu (2/2/2022).
Kondisi tersebut pun disadari betul oleh Kemenkes sehingga mereka memastikan masalah kesenjangan pelayanan kesehatan ini dapat ditangani secepat mungkin.
"Kami masih punya tiga tahun lagi untuk bisa menangani masalah ini, sehingga layanan kesehatan bisa dirasakan merata di seluruh wilayah Indonesia," kata dr Maxi.
Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah kasus tertinggi terkait penyakit kanker. Menurut data GLOBOCAN 2020, kasus kanker yang paling tinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan leher rahim (serviks).
Hal ini pun juga dibenarkan oleh Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Agum Gumelar. Menurutnya, kasus baru kanker payudara mendekati 66.000 ribu dengan tingkat kematian lebih dari 22.000 ribu jiwa. Hal ini disebabkan 70 persen datang pada stadium lanjut.
"Pasien datang 70 persen dalam stadium lanjut saya kira bukan di Dharmais saja. Tapi ini data secara keseluruhan. Bahwa memang gitu kondisinya," ujar Linda.
Adanya Hari Kanker Sedunia ini diharapkan tidak ada lagi kesenjangan pelayanan kesehatan di masyarakat, mengurangi ketidaktahuan masyarakat terhadap kanker, hingga meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya memeriksa penyakit kanker sejak dini.
Selamat Hari Kanker Sedunia 2022! (dth)