Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
DALAM perspektif Islam, media dan etika komunikasi politik pada pemilihan presiden memiliki beberapa prinsip dan nilai yang perlu diperhatikan. Agama Islam memberikan pedoman etika komunikasi politik yang harus diikuti oleh partai politik, kandidat, dan semua pihak yang terlibat dalam proses politik.
Artikel ini mencoba mengemukakan ide pemikiran maupun gagasan tentang berpolitik yang baik dalam nuansa yang harmoni dan islami, pada tahun politik menuju pemilihan presiden/wakil presiden (Pilpres 2024) maupun pemilihan legislatif (Pileg 2024) anggota DPRD/DPR RI/DPD RI. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perspektif Islam terkait media dan etika komunikasi politik
Agama sebagai Kontrol Sosial
Dalam memahami fungsi sosial agama bagi masyarakat manusia, para sosiologi agama menempatkan agama sebagai perekat sosial yang merekat pada potensi-potensi antagonis antar individu atau sebagai candu sosial yang menekan konflik kepentingan antara kelompok-kelompok yang cenderung antagonistik.
Dalam kedua gaya penjelasan ini menurut (Wilson 1982) fungsi agama adalah mempertahankan kohesi sosial. Pendapat fungsi lain mengatakan agama sebagai institusi kontrol sosial paling utama dalam hubungan sosial.
Kejujuran (Sidiq)
Salah satu nilai fundamental dalam Islam adalah kejujuran. Dalam komunikasi politik, kejujuran dalam menyampaikan informasi kepada publik sangat penting. Kandidat dan partai politik harus menghindari penyebaran informasi palsu atau penyesatan.
Dalam surah Al-Ahzab 33:70 sesuai firman Allah Swt yang artinya : Hai orang-orang yang berima, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Dari sini diketahui, hikmah jujur adalah orang yang beriman kepada Allah SWT tentu berkepribadian jujur.
Definisi kejujuran itu sendiri adalah berkata benar sesuai kenyataan dan fakta yang ada. Tak hanya secara umum Islam pun memiliki pandangan terhadap sikap ini.
Pengertian jujur dalam Islam dan contohnya, yaitu merupakan konsekuensi logis dari keimanan seseorang. Manfaat kejujuran dalam Islam, yakni kejujuran akan membimbing dan mengarahkan seseorang kejalan kebaikan dan sebaliknya, berkata bohong akan mengarahkan ke jalan keburukan.
BACA JUGA: Konser Coldplay, Media Massa dan FOMO
Hal tersebut tertuang dalam hadis riwayat HR Bukhori dan Muslim yang artinya:” Dari Abdullah Bin Masud : Sesungguhnya sikap jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Sungguh seorang laki-laki bersikap jujur hingga tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Sedang sifat dusta itu membawa kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka.Sesungguhnya seorang laki-laki berkata dusta hingga tercatat disisi Allah sebagai seorang dusta.”
Kehormatan dan Harga Diri (Izzah)
Islam mengajarkan untuk menjaga kehormatan dan harga diri individu dan kelompok. ‘Izzah juga berarti keagungan kehormatan dan kekuatan. Jika kita sering mendengar ‘Izzah, itu betapa mulianya Islam bagi kehidupan manusia.
’Izzah, harus ada dalam hati setiap orang yang didapat dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT yakni takwa sebagai firman Allah di dalam Alquran, Surah Al Hujarat Ayat 14, Inna akramakum ‘indallaahiatqaakum”, artinya sungguh, yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertakwa.”
Oleh karena itu marilah kita berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana firman-Nya di dalam Alquran Surah Al Baqarah Ayat 148,”Fastabiqul khayraat, aynamaa takuunuu ya’ti bikumullaahu jamy’an. Artinya: “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya”.
Oleh karena itu dalam komunikasi politik Islam, dalam kampanye politik harus menghindari fitnah, menyerang pribadi atau retorika yang merendahkan martabat lawan politik.
Transparansi dalam sumber dana kampanye dan pengelolaan keuangan politik adalah nilai penting dalam Islam. Partai politik dan kandidat harus terbuka tentang sumber pendanaan mereka dan bagaimana uang kampanye digunakan.
Islam mendorong keadilan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam politik. Kandidat dan partai politik harus berkomitmen untuk menjalankan kampanye yang adil, tanpa menguntungkan satu pihak secara adil.
Sikap hormat dan etika yang baik harus diterapkan dalam berkomunikasi dengan lawan politik, pengikut dan masyarakat umum. Kebijaksanaan dalam berbicara dan bersikap positif adalah prinsip Islam.
Sikap hormat dan etika yang baik harus diterapkan dalam berkomunikasi dengan lawan politik, pengikut, dan masyarakat umum. Kebijaksanaan dalam berbicara dan bersikap positif adalah prinsip Islam.
BACA JUGA: Penyuluh Agama Motivator Pengembangan Majelis Taklim di Era Milenial
Sikap Toleransi (Tasamuh)
Toleransi assamaah (arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan bekerja sama di antara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik, secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama.
Oleh karena itu toleransi merupakan konsep yang bagus dan mulia dari ajaran agama termasuk agama Islam. Islam mengajarkan toleransi terhadap perbedaan pendapat.
Kandidat dan partai politik harus menghormati pendapat dan keyakinan politik orang lain, serta menghindari retorika yang memecah-belah masyarakat. Masyarakat harus diberikan pendidikan politik yang baik dan berimbang.
Informasi yang disampaikan harus akurat, objektif, dan edukatif, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan politik yang bijak. Patuh pada hukum negara dan etika politik adalah prinsip Islam. Partai politik dan kandidat harus mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku dalam proses Pilpres 2024.
BACA JUGA: Pendidikan Islam Membentuk Manusia yang 'Qarib dengan Allah'
Bertanggung Jawab (Mash'uliyah)
Kandidat dan partai politik harus bertanggung jawab atas janji-janji kampanye mereka. Mereka harus menjalankan tugas dan tanggung jawab publik dengan baik setelah terpilih.
Dalam perspektif Islam, komunikasi politik dan penggunaan media harus dilakukan dengan integritas, moralitas, dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip ini membantu menjaga etika komunikasi politik yang baik dan memastikan bahwa proses politik berjalan sesuai dengan nilai-nilai agama dan keadilan.
Komunikasi politik Islam, media, dan Pilpres 2024 adalah topik yang kompleks dan penting dalam konteks politik Indonesia. Dalam menghadapi Pilpres 2024, komunikasi politik Islam akan memainkan peran kunci dalam membentuk pandangan publik, memobilisasi basis dukungan, dan memengaruhi hasil pemilihan.
Di bawah ini, saya akan mencantumkan beberapa poin penting yang berkaitan dengan topik ini:
BACA JUGA: Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Islam
Peran Media dalam Politik
Media, termasuk media sosial, memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik dan memengaruhi hasil pemilihan. Partai politik dan kandidat harus menggunakan media dengan bijak untuk menyebarkan pesan mereka.
Media sosial telah menjadi platform penting dalam politik modern. Partai politik dan kandidat harus memiliki strategi media sosial yang efektif untuk mencapai audiens yang lebih luas dan berinteraksi langsung dengan pendukung.
Begitu juga dengan tokoh agama dan ulama memiliki pengaruh yang besar dalam komunitas Muslim di Indonesia. Komunikasi politik Islam seringkali melibatkan dukungan atau pandangan ulama tentang kandidat atau isu-isu politik tertentu.
Dalam komunikasi politik, penting untuk menggunakan framing dan narasi yang efektif untuk mengkomunikasikan pesan politik kepada publik. Ini dapat mencakup pemahaman isu-isu penting dalam konteks agama.
BACA JUGA: Taaruf Tidak Sama dengan Pacaran
Komunikasi politik Islam seringkali melibatkan diskursus tentang nilai-nilai agama dan identitas Muslim. Kandidat dan partai politik harus berhati-hati dalam menangani isu-isu yang sensitif ini.
Komunikasi politik Islam harus menghindari ekstremisme dan retorika yang dapat memecah-belah masyarakat. Perhatian harus diberikan untuk mempromosikan dialog dan toleransi. Selain isu-isu agama, kandidat dan partai politik juga harus berbicara tentang isu-isu politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan yang relevan dengan pemilu.
Dalam komunikasi politik, penting untuk mematuhi hukum dan etika yang berlaku, terutama dalam hal kampanye, iklan politik, dan pengumpulan dana. Partai politik dan kandidat harus memantau dan mengevaluasi efektivitas kampanye mereka secara terus-menerus. Ini dapat membantu dalam melakukan perubahan strategis jika diperlukan.
BACA JUGA: Bulan Syawal, Asal-usul dan Berpuasa 6 Hari
Kesimpulan
Pemilih juga memiliki peran dalam komunikasi politik. Masyarakat harus kritis dalam memeriksa dan memilah informasi yang mereka terima dari berbagai sumber media. Komunikasi politik Islam, media, dan Pilpres 2024 akan menjadi faktor penting dalam menentukan hasil pemilihan dan stabilitas politik di Indonesia.
Partai politik dan kandidat yang mampu mengelola komunikasi mereka dengan baik, terutama dalam menghadapi sensitivitas isu agama, akan memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan dukungan publik.
====
Penulis Mahasiswa Pascasarjana Prodi KPI Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]