Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
POLITIK memang dinamis. Tidak ada satu pun yang pasti dalam politik, baik itu pandangan politik, komitmen, serta ucapan para politisi. Semuanya bisa berubah dalam kurun waktu tertentu.
Tampaknya setelah penetapan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (Cawapresnya) Prabowo Subianto, maka hal itu menandakan dimulainya potitioning pemilih dan strategi politik masing-masing tim pemenangan. Serta menandakan dimulainya serangan demi serangan politik, walaupun tanpa, menghiraukan pandangan, komitmen, serta ucapan pada masa lalu. Teman dulu bisa jadi lawan, maupun sebaliknya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya serangan argumentasi tak berarah yang disampaikan Adian Napitupulu terhadap Jokowi yang menyebutkan bahwa ada keinginan pihak yang sebenarnya menginginkan agar dicalonkan lagi Jokowi untuk 3 periode. Katanya, PDIP menolak demi menyelamatkan konstitusi.
Uniknya, dikutip dari menitindonesia.com pada tahun 2022 yang lalu, Adian Napitupulu sendiri menyebutkan bahwasanya isu penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden merupakan isu yang diajukan oleh menteri, ketua umum partai, serta lembaga survei, bukan dari Jokowi. Maka dari itu saat ada rencana aksi demo besar-besaran, itu merupakan demo yang salah alamat.
BACA JUGA: Jokowi yang Butuh PDIP atau Sebaliknya?
Lalu kini ketika pesta demokrasi sudah di depan mata, Adian Napitupulu saat tampil di salah satu acara televisi nasional menyebutkan bahwasanya awal mula perang dingin Jokowi dan PDIP ialah ketika PDIP tidak mengizinkan Jokowi untuk menjabat tiga periode.
Namun, seperti gayung yang tidak bersambut, pernyataan ini dibantah secara langsung Puan Maharani. Menurut Ketua DPP PDIP itu, Jokowi tidak pernah meminta isu tiga periode.
Agaknya Adian lupa ataupun tidak datang rapat dengan elite PDIP lainnya untuk melangkahkan catur politik Ganjar-Mahfud, sehingga ada perbedaan pendapat antara ia dan Puan Maharani.
Adian Napitupulu fanatik buta terhadap ucapannya yang menyelamatkan serta membela Jokowi tahun 2022. Tapi publik layak tertawa melihat tingkah lucu Adian ini.
Agaknya kita harus meminjam kalimat yang pernah dibuat oleh Winston Churchill bahwa "Beberapa orang mengubah partai mereka demi prinsip mereka; yang lain, mengubah prinsip mereka demi partai mereka".
Sepertinya Adian Napitupulu telah mengubah prinsipnya untuk menjadi politisi dan aktivis yang selalu jujur dalam mengungkapkan pandangan politiknya guna menyelamatkan partainya.
BACA JUGA: Peradaban Politik Indonesia dan Fenomena-fenomena yang Terjadi
Sekali lagi tampaknya kita harus meminjam diksi yang pernah dikatakan oleh Charles de Gaulle bahwa " Politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat memercayainya".
Tampaknya seharusnya kita tak usah pernah percaya ucapan Adian ini , namun masalah utamanya. Adian lah politisi ulung yang masa itu membela Jokowi secara mati-matian untuk menyelamatkannya di hadapan publik. Lalu, sebenarnya kau ini sedang kenapa bang? Kenapa seperti ada dua kutub pikiran di kepala mu?
Atau jangan-jangan sebenarnya Adian Napitupulu sangat sentimen atas dukungan Jokowi terhadap Prabowo Subianto, lalu ia akan melakukan apapun agar Prabowo tidak menang dan PDIP dapat berkuasa lagi.
Hal ini didasari Adian punya masa lalu yang kelam menjadi oposisi. Tentunya ia tidak ingin lagi merasakan pahit getir menjadi oposisi. Apalagi Prabowo masih sedikit tercium berbau orde baru, dan Adian punya masa lalu yang kelam dengan Menteri Pertahanan itu.
Namun, mengapa sentimen Adian kepada Prabowo harus melibatkan Jokowi? Padahal, Jokowi sudah mengatakan ia taat konstitusi dan menyebutkan yang mengajukan isu tiga periode ini adalah orang-orang yang ingin cari muka. Maka sebenarnya ramalan Jokowi tentang hal ini sudah tepat. Adian sedang mencari muka atas isu tiga periode.
BACA JUGA: Jangan Terlalu Berani Jadi Capres-Cawapres
Saya sebenarnya percaya ucapan bang Adian beberapa waktu yang lalu, sebenarnya adalah improvisasi politik yang keluar dari skenario awal. Saya percaya bahwa bang Adian sebenarnya memiliki pergejolakan psikis saat tampil di acara televisi itu. Dalam artian lain, Adian Napitupulu sebenarnya secara tidak sadar untuk berbicara hal itu. Karena di dalam pikiran Adian Napitupulu sudah penuh strategi yang bertujuan pertama untuk menyelamatkan wajah Megawati, kedua menjatuhkan elektabilitas Prabowo.
Akhirnya bang Adian, kedinamisan politik ini memang sudah hukum naluriah alam. Namun ingat semuanya dipenuhi dengan etika yang mengikat.
Mungkin bang Adian perlu meminum kopi sambil bermain gitar dengan Pak Jokowi. Kopi mungkin tidak menjanjikan apa apa, tapi semoga bisa membuat kita duduk bersama.
Gitar juga tak bisa menyelesaikan masalah, tapi setidaknya bisa membuat kita bernyanyi. Seperti kata bang Adian kepada wartawan saat membela Jokowi setahun silam.
====
Penulis Mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]