Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PENULIS tertarik untuk memberikan interpretasi mengenai hubungan antara cinta dan peristiwa kematian. Sekaligus akan mengulasnya lewat apresiasi serial drama 7 episode, dengan judul yang sama: Love and Death (2023).
Drama yang diperankan Elizabeth Olsen (Candy Montgomery) dan Jesse Plemons (Allan Gore), selaku pemeran utamanya. Kisah nyata, dari kasus perseligkuhan tragis di Texas, Amerika, tahun 1980. Kisah perselingkuhan ini berakhir pada pembunuhan dengan 41 pukulan kampak kayu. Menghilangkan nyawa istri Allan Gore. Mengerikan!
Sebelum mengulas drama ini, tentu kita perlu memahami apa itu cinta dan kematian. Kedua hal ini merupakan dua hal yang jarang disatukan. Padahal, menurut penulis, cinta dan kematian (baca:peristiwa kematian, sebelum/saat) merupakan dua hal yang sebenarnya tidak boleh dipisahkan.
BACA JUGA: Seorang Anak Kecil dan Kakek Tua: Sebuah Ulasan tentang Kekuasaan
Apalagi saat sedang dimabuk asmara. Pasalnya, seringkali publik kebanyakan, tidak mengaitkannya satu sama-lain. Akhirnya, “cinta” (baca:nafsu) menjadi sekadar relasi tanpa komitmen. Entah itu cinta satu malam (one night stand), open BO, perselingkuhan, hubungan tanpa status dan lain sebagainya.
Hubungan antara cinta dan kematian, dalam statement pertanyaan kira-kira bisa diurai begini; “Apakah kamu siap bertanggung jawab dengan nyawa orang yang kamu cintai itu?” Kalau kamu bertanggung jawab, tampaknya memang benar itu cinta. Tapi, kalau sekadar cerita tentang kenikmatan/kenyamanan belaka, bisa jadi makna cintanya dipertanyakan.
Pun begitu dengan kematian, menjadi momen paling ditakuti karena banyak orang melupakan makna dari cinta di dalamnya. Biasanya, menjelang kematian akan kelihatan ketulusan dari cinta. Orang kebanyakan, yang mencintai kita, akan berdatangan untuk menolong atau membesuk sosok yang sekarat itu. Ya, ada cinta di sana.
BACA JUGA: Jangan Terlalu Berani Jadi Capres-Cawapres
Pun begitu dengan subjek yang sedang sekarat, sebenarnya perlu menyadari bahwa perjumpaan dengan sang Ilahi di dalam kematian, tentu seharusnya menjadi cinta yang sempurna dan harus dilalui tanpa rasa takut menjelang kematian-nya. Karena, akan ada perjumpaan dengan kebenaran yang membenarkan (Yohanes 3:16, Yohanes 14:6). Dia (subjek yang menderita) pun dapat menyaksikan damai disekelilignya, lantaran menemukan banyak orang-orang yang menyayanginya menjelang akhir hayatnya.
Begitulah kedua hal ini, cinta dan kematian didapati saling berkelindan. Ketulusan cinta menjadi kelihatan jika dikaitkan dengan kematian, dan kematian menjadi bermakna karena cinta.
Di dalam serial drama Love and Death (2023), agaknya kita perlu memahami terlebih dahulu awal kisahnya. Candy Montgomery, yang diperankan oleh Elizabeth Olsen, merupakan seorang pengurus Gereja Methodist di Texas.
Narasi awal film, mengungkapkan bahwa tampaknya hidup yang dijalani Candy penuh rutinitas. Dia hidup sebagai seorang ibu rumah tangga, mengurus anak-anaknya, serta melayani di gereja. Suaminya seorang ahli tehnik, Bernama Pat Montgomery (diperankan: Patrick Fugit). Sosok yang asik sendiri dengan hobby dan pekerjaannya.
Pun begitu dengan Allan Gore, selingkuhan Candy. Dia seorang bankir sukses. Harus sibuk melakukan meeting penting keluar kota berluang kali. Pekerjaannya, membuatnya harus terpisah cukup sering dengan istrinya Betty Gore (Lily Rabe). Sementara Betty, memiliki tempramen yang kurang stabil, penuh kekhawatiran dan emosional di dalam menjalani kesehariannya.
BACA JUGA: Epikurianisme, Stoikisme dan Kekristenan Mengenai Kesenangan
Perjumpaan Allan Gore dan Candy Montgomery, tentu dapat dikatakan intens. Mereka sama-sama pengurus di gereja. Namun, kedekatan mereka semakin tidak wajar, bermula saat mereka bersama sebagai satu tim volley di Gereja.
Tidak sengaja Allan Gore dan Candy Montgomery bertabrakan saat merebut bola, hingga akhirnya Allan menolong Candy. Sayangnya, momen ini membuat Candy semakin penasaran dengan Allan. Sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan oleh Candy, sebagai seorang istri dari Pat Montgomery.
Pun begitu, Allan selalu menjadi objek pikiran Candy. Hal wajar, menjadi tercerap berlebihan, termasuk hal-hal biasa saat Allan menyampaikan pendapat, menyapa Candy dan lain sebagainya. Seakan menjadi narasi romantik, lantaran hasrat Candy yang nyatanya sedang bermasalah.
Memang ada yang salah dengan Candy Montgomery. Tampaknya, dia memiliki kehausan emosional. Suaminya Pat boleh dikatakan kurang romantis. Kurang dapat memahami keadaan istrinya. Sibuk dengan penelitian dan hobby-nya seorang diri.
Akhirnya, Candy mengambil banyak keputusan sendiri, padahal sepasang suami istri, seharusnya memiliki keterbukaan dan pengenalan yang dalam sebagai satu tubuh. Kepedulian dan kasih sayang, tampaknya sangat didambakan oleh Candy.
Akhirnya, Candy menyatakan perasaannya pada Allan Gore. Semula Allan mengabaikannya. Namun, mengingat istrinya Betty tukang ngomel, penuh curiga padanya, akhirnya Allan merindukan kedamaian dari seseorang yang dapat dipercayanya. Sesuatu yang dirasakan Allan kala berbincang dengan Candy Montgomery.
BACA JUGA: Pria Bernama Otto dan Rembulan di Tepi Parapat
Akhirnya, Allan menghubungi Candy dan mereka membuat banyak rencana rahasia untuk melakukan hubungan terlarang berulang kali di motel. Mereka berdua, Allan dan Candy menjalin hubungan tanpa status. Peristiwa ini terjadi,selama Betty, istri Allan mengandung.
Singkat cerita, setelah Betty melahirkan, dia mengalami stress pasca bersalin. Kurang tidur dan emosional. Candy, tetap hadir membantu Betty di rumah. Ya, mereka memang dua sahabat yang memang akrab telah sekian lama.
Namun, Betty mulai melihat hal aneh. Dia menyaksikan ada yang berbeda dari perilaku Allan. Suaminya itu memiliki masalah ketertarikan seksual dengan istrinya Betty. Hingga akhirnya mereka berkonsultasi dengan konselor penikahan untuk memperbaiki pernikahan mereka.
Candy pun demikian, dia melakukan hal serupa dengan suaminya Pat Montgomery, di waktu yang berbeda dengan Allan. Selama konsultasi di dalam komunitas, Kedua pasangan ini sama-sama diajarkan untuk semakin terbuka sebagai sepasang kekasih, mengingat komitmen mereka semula, belajar mengungkapkan perasaan dan keinginan, serta saling percaya satu dengan yang lain.
Setelah momen-momen pemulihan hubungan tersebut, dengan rahasia yang masih tertutup rapat antara Candy dengan Allan. Candy tampaknya masih merindukan kebersamaannya dengan Allan. Pernah Candy dengan sengaja berkunjung untuk melihat keadaan sahabatnya Betty, namun saat Betty sedang memiliki kesibukan tertetu di dalam rumah, Candy berupaya untuk dapat berbincang langsung dengan Allan.
Betty tanpa sengaja, melihat momen kebersamaan Candy dengan Allan. Dia meyaksikan, adanya perilaku yang tidak wajar antara suaminya dengan Candy, dari tatapan mata mereka berdua saat sedang berbincang. Ditambah, pada saat yang bersamaan Betty merasa khawatir, bahwa dirinya sedang hamil kembali.
Beberapa waktu berlalu, hubungan Allan dan Candy mulai pudar. Mereka telah kehilangan hasrat satu dengan yang lain. Lalu, suatu ketika Candy datang untuk menjumpai sahabatnya Betty di rumah. Hendak bermaksud mengambil pakaian dari anaknya-Betty yang sedang menginap bersama Candy.
Saat Candy berbincang di ruang tamu dengan Betty, sebagai layaknya sahabat. Tiba-tiba, di saat suasana hening, Betty bertanya dengan sangat mengagetkan; “Apakah engkau selingkuh dengan Allan, suamiku?” Candy kaget atas pertanyaan itu. Ucapan Candy bergetar dan dengan air mata mengakui kesalahannya, dan mengatakan bahwa semuanya telah berakhir—hubungannya dengan Allan.
Betty hanya terdiam, dia ke kamar mengambil pakaian anaknya yang akan diserahkan ke Candy. Suasana bertambah mengerikan, saat dalam keadaan diam, Betty mengambil kampak kayu yang ada di garasi rumah dan meletakkannya di dekat mereka.
Saat Candy spontan pamit untuk pulang, Betty mendorong Candy dan terjadi perselisihan antara keduanya. Candy berusaha merebut kampak itu, dan akhirnya tanpa sengaja mengenai kepada Betty.
Betty menangis dan berusaha mengambil senjata itu, dan hendak akan melukai Candy yang sedang berusaha keluar rumah. Dengan suara histeris, Candy marah dan menghujamkan 40 pukulan kampak lainnya ke tubuh Betty. Mengerikan.
Kepolisian akhirnya menangkap Candy Montgomery. Semua jemaat kaget. Perselingkuhannya dengan Allan Gore juga terbongkar selama persidangan. Berita ini menghebohkan Amerika Serikat pada saat itu.
Namun, karena fakta persidangan menyatakan bahwa Candy bermaksud untuk membela diri, dan Betty dianggap memiliki sikap yang tempramen sebelum kematiannya. Akhirnya, juri memutuskan Candy Montgomery tidak bersalah di dalam kasus ini. Namun, meskipun demikian, banyak warga gereja, masyarakat Texas, dan tetangga-tetangganya memandang buruk perilaku Candy Montgomery.
Dari peristiwa dark-romace ini, perlu dipahami bahwa perselingkuhan bukanlah cinta. Cinta memiliki tanggung jawab. Komitmen. Keterbukaan dan saling pengertian.
Serta, cinta yang baik, tidak boleh dipisahkan dengan ulasan mengenai kematian sebagaimana dibahas di awal. Lantaran, kita sedang berurusan dengan nyawa orang lain saat sedang berduaan.
Siapkah kamu “mati” (baca:berkorban dalam arti yang positif) untuk orang yang kamu kasihi? Dan sebaliknya, siapkah pasangan kamu “mati” (baca:berkorban) untuk kamu? Jika tidak, berarti ada hal yang perlu diperhatikan dari relasi romantika ini.
Itu sebabnya, komunikasi pra-nikah itu penting! Banyak pasangan yang saat ini sedang pacaran, tidak sungguh-sungguh mengenal pasangannya dengan baik. Larut di dalam nikmatnya hormon bahagia, yang membuat setiap individu sering kali lupa memperhatikan diri sendiri dan pasangannya.
BACA JUGA: Dicari, Suasana yang 'Sepenuhnya Romantis'
Banyak pakar relationship yang menganjurkan untuk mengenali pasangan dengan baik sebelum menikah. Mengenal Kesehatan emosi yang dimiliki, melatih kemampuan untuk terbuka satu sama lain, pembahasan mengenai keuangan pasca menikah, tempat tinggal, cara menangani konflik andai berkonflik di dalam rumah tangga, bagaimana jika memiliki atau tidak memiliki anak, bagaimana ketaatan beragama pasangan, cara pasangan berkomunikasi dengan orangtua dan lain sebagainya.
Seluruhnya penting dibahas sebelum menikah. Inilah orang yang bertanggung jawab dengan nyawa orang lain (pasangan yang dikasihi) selama masa pacaran.
Momen pacarana haruslah menjadi momen mengenal, bukan malah larut di dalam hawa nafsu tanpa komitmen yang sejatinya merusak dan membinasakan. Seperti terjadi di dalam serial drama Love and Death (2023).
Nafsu/perselingkuhan, membuat kita lupa keindahan dari komitmen di dalam cinta. Membuat kita melupakan indahnya saling berjuang satu sama lain, saling pengertian satu sama lain dan saling memaafkan satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian, cinta memang jangan sampai dipisahkan dengan kematian. Hawa nafsu, sering kali memisahkan antara cinta dan kematian, membuat kita lupa bahwa cinta merupakan urusan antara dua orang yang saling memiliki nyawa dengan nyawa.
Sehingga memerlukan komitmen dan saling berkorban, keterbukaan dengan orangtua (khusus yang sedang pacarana). Karena cinta juga urusan nyawa, itu sebabnya keberadaan Tuhan pun jangan sampai terpisah di dalam relasi cinta antara dua pasang insan yang saling mencinta. Apalagi, hawa nafsu akan selalu berusaha menjauhkan dua orang yang saling mencinta dari Tuhan.
====
Penulis penikmat kajian filsafat, politik, agama dan sejarah, tinggal di Samosir.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, merupakan pendapat pribadi/tunggal) penulis, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto penulis (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]