Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Amien Rais menyerukan people power apabila Pemilu 2019 terjadi kecurangan. Menurut begawan hukum Profesor Bagir Manan, secara teori itu omong kosong. Kok bisa?
"Kalau orang yang mengkhayal-khayal akan membuat people power, tanpa suatu kondisi objektifnya, di pelajarannya, secara teorinya, itu omong kosong," kata Bagir Manan tertawa.
Hal itu disampaikan dalam wawancara dengan Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari dan Direktur Puskapsi, Bayu Dwi Anggono sebagaimana dikutip, Jumat (12/4/2019). Seluruh wawancara ditampilkan dalam vlog PUSaKO FHUA dengan judul 'Ayo Gunakan Hak Pilih, Jangan Delegitimasi Pemilu - Bersama Prof. Bagir Manan'.
Menurut Bagir Manan, people power merupakan pernyataan orang yang sedang bermimpi. Sebab, people power perlu syarat objektif.
"People power, taruhlah yang mimpi people power itu terlalu mengenang tahun 1998, atau generasi jauh lagi 1966. Satu people power memenuhi syarat-syarat objektif tertentu, tidak bisa diciptakan, suatu proses. Momentum revolusi, momentum people power hanya gerakan momentum. Keadaan objektif harus ada," ujar mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) itu.
Namun, Bagir melihat syarat terjadinya people power tidak ada saat ini.
"Saya tidak bisa melihat keadan objektif seperti itu," kata Bagir menegaskan.
Bagir menceritakan Revolusi Rusia. Kala itu, Lenin sedang tidak ada di Rusia dan saat dikasih tahu, Lenin masih ragu-ragu apakah benar revolusi benar terjadi. Demikian juga Syahrir saat diberitahu Proklamasi Kemerdekaan, ia juga masih ragu, apakah rakyat Indonesia sudah siap melakukan revolusi.
"Itu soal momentum, tidak bisa diciptakan. Kalau orang yang mengkhayal-khayal akan membuat people power, tanpa suatu kondisi objektifnya, di pelajarannya, secara teorinya, itu omong kosong," kata Bagir tertawa.(dtc)