Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di hadapan seribuan orang PPPK jabatan fungsional guru dan tenaga teknis lainnya di Pemprov Sumatera Utara, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberi arahan dan bimbingan sekaligus motivasi.
Banyak hal dipaparkan Gubernur Edy Rahmayadi kepada mereka yang dikumpulkan untuk menerima SK di Aula Raja Inal Siregar, Lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Jumat (21/07/2023) itu.
Tujuannya agar para guru melakukan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab. Salah satunya soal penyebab baik buruknya kualitas siswa, ditentukan sejauh mana keberhasilan guru mengaplikasikan ilmunya agar diserap siswa.
Seseorang yang memiliki ilmu, menurut Gubernur Edy Rahamayadi, hanya dapat diimplementasikan 60% kepada peserta didik. Namun itu akan lebih banyak lagi tersampaikan, jika para guru terus mengasah kemampuannya.
"Kalau ilmunya 100 persen, yang terserap hanya 60 persen. Apalagi kalau gurunya datang, pulang, datang, pulang, selesai murid itu, dan kaulah duluan yang masuk neraka," ujar Edy Rahmayadi berkelakar.
Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi menyebutkan banyak siswa yang nilainya pas-pasan karena kurangnya karena keterbatasan guru dan kekurangcakapan guru mengajar.
Gubenur Edy Rahmayadi menceritakan soal masa lalunya saat jadi seorang pelajar. Namun ia tak menyebutkan sewaktu SMP atau SMA.
Saat dulu bersekolah, Edy Rahamayadi hanya belajar matematika, fisika, dan kimia. Mata pelajaran lainnya seperti biologi tidak. Karenanya setiap tes, ia selalu kalah.
"Yang lain cabut. Ujian? yang bisa itu aja. Sejarah punten 5, 3 gitu nilainya. Kalau kau lihat ijazahku, wah kau ketawa itu, makanya ijazahku mau kau musnahkan," ujar Edy Rahmayadi.
Karena nilai ijazahya jelek, ia tak mau kalau sampai dilihat anaknya. Meskipun begitu, ia menyebut dirinya bisa juga menjadi Gubenur Sumut juga.
"Jangan sampai dilihat anakku nanti. Tapi sekolah kan hanya... tapi jangan kau ketawai, jadi gubernur juga dia," ujar Edy Rahmayadi yang disambut tepuk tangan.
Tak hanya itu, Edy Rahmayadi juga menceritakan kebiasaannya yang hanya membawa satu buku tipis dan diletakkan di kantong celana belakang.
Dibandingkan dengan anak-anaknya yang membawa tas berat berisi banyak buku, menurut Edy Rahmayadi harusnya jabatannya bisa lebih tinggi nantinya daripada dirinya.
Namun, tambah Edy Rahmayadi, ia ingin peserta didik ke depan harus lebih pintar lagi. "Kenapa begitu, karena mereka yang pintar-pintarlah yang saya harapkan menjadi pengganti saya (gubernur) nantinya," ujar Edy Rahmayadi.