Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Harga biji kopi di tingkat pengumpul di beberapa pasar di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara anjlok hingga ke level Rp 27.000/Kg. Harga sebelumnya di kisaran Rp 30.000-Rp 31.000/Kg.
Para petani yang menjual hasil panen kopi mereka mengeluhkan penurunan harga drastis. Hal ini pun menjadi perbincangan di kalangan petani.
"Turun Rp 5.000 per kilo. Minggu lalu saya jual Rp 31.000 sekarang cuma Rp 26.000," kata R Manalu, seorang petani ditemui medanbisnisdaily.com di Pasar Siborongborong, Taput, Selasa, (2/4/2019).
Anjloknya harga diduga karena negara-negara importir kopi menerapkan sertifikasi semakin ketat dalam penggunaan pestisida di kalangan petani. Komoditas kopi Indonesia termasuk hasil produksi Taput berdasarkan uji laboratorium terindikasi menggunakan pestisida maupun herbisida dalam proses produksi biji kopi.
"Soal anjloknya harga banyak hal yang mempengaruhi, termasuk kadar penggunaan pestisida maupun herbisida dalam proses produksi di kalangan petani. Saat ini negara-importir kopi menerapkan sertifikasi semakin ketat dalam penggunaan obat-obatan pertanian," kata Ahmad Gomes, Humas PT Sumatera Specialty Coffe (SSC), perusahaan pengumpul kopi ternama di Taput.
Ahmad mengaku pihak PT SSC secara aktif berusaha menjaga kualitas biji kopi petani dengan memberikan pendampingan kepada petani agar mengurangi penggunaan pestisida. Namun seringkali petani mengambil jalan pintas untuk memangkas biaya produksi menggunakan herbisida dalam pengendalian tanaman pengganggu (gulma).
"Untuk membasmi rumput di kebun para petani sering kali menggunakan herbisida jenis Roundap dan Gromoxon. Padahal jenis ini termasuk yang dilarang dalam pertanian, karena akan menyerap juga hingga ke akar dan otomatis juga mempengaruhi kadar pestisida biji kopi yang dihasilkan," kata Ahmad.
Ia mengatakan, PT SSC membeli kopi petani mitra perusahaan di kisaran harga Rp 27.000/Kg turun dari harga sebelumnya Rp 31.000/Kg.