Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdialy.com-Sibolga. Operation Head Terminal Bahan Bakar Minyak (OH TBBM) PT Pertamina (Persero) Sibolga, Fachrizal, mengungkapkan, pemberhentian petugas sekuriti atau Satpam beberapa waktu lalu, bukan kewenangan pihaknya, melainkan kewenangan mutlak Pertamina Training and Consulting (PTC).
Menurut Fachrizal, Pertamina Training and Consulting (PTC) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero). PTC yang menyediakan tenaga profesional menjadi petugas sekuriti di TBBM-PT Pertamina Sibolga.
“Jadi, pemberhentian petugas sekuriti itu mutlak menjadi kewenangan PTC, bukan kita. Kalau kita di sini tidak ada masalah,” ujar Fachrizal kepada medanbisnisdaily.com, di kantornya, Rabu (26/6/2019).
Dia juga mengetahui, pemberhentian sejumlah petugas sekuriti di TBBM-PT Pertamina Sibolga berbuntut aksi unjukrasa Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) di kantor DPRD Sibolga, pada, Selasa (25/6/2019) kemarin, tetapi pihaknya tidak ada dipanggil untuk menjelaskan atau pun klarifikasi.
Sebelumnya, dalam unjukrasa itu, koordinator aksi, Douglas Sitorus mengatakan, sebanyak 8 petugas sekuriti PT Pertamina menuntut haknya, karena telah dituding melakukan pencurian minyak dan diberhentikan secara sepihak oleh Pertamina.
“Tupoksi mereka sebagai satpam (sekuriti), tidak ada kaitannya dengan pengisian minyak, kenapa malah mereka yang dipecat. Itu yang mereka tidak berterima,” kata Douglas.
Sementara itu, pihak PT Pertamina Sibolga tidak pernah melaporkan ke pihak kepolisian terkait dugaan pencurian Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi melakukan pemecatan sepihak terhadap buruh.
“Kalau memang ada minyak yang hilang, kenapa gak dilapor ke polisi, laporlah ke polisi, biar ketahuan siapa pemain yang sebenarnya,” tegas Douglas.
Para demonstran menduga ada keanehan karena beberapa karyawan yang dinyatakan terlibat malah tidak dipecat dan hingga kini masih bekerja.
“Kenapa mereka karyawan tetap tidak diberhentikan. Kenapa mereka yang tidak terlibat malah diberhentikan. Kami menduga, Satpam ini menjadi tumbal mereka atas kehilangan minyak tersebut,” ujarnya.
“Agar ada yang disalahkan dalam kejadian tersebut, harus ada yang di-PHK, dan pihak menajemen memilih menumbalkan kedelapan Satpam ini,” Douglas menambahkan.
Usai berunjukrasa, sejumlah perwakilan demonstran diterima anggota DPRD Sibolga dari Komisi II, yakni Manahan Dalimunthe, Loosokhi Gulo dan Rivorman Saleh Manalu. Pada pertemuan itu, anggota dewan berjanji akan memanggil pihak TBBM PT Pertamina Sibolga.