Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
JIKA ditanya apa yang unik dari sistem demokrasi? Tentu jawaban sederhananya adalah "kebebasan". Kebebasan tersebut dapat di implementasikan dan dimanifestasikan dalam beberapa kategori, yaitu, kebebasan berpendapat, kebebasan pers, berkumpul dan kebebasan beragama.
Dalam alam demokrasi, kebebasan yang seksi dan kerap menjadi perhatian masyarakat adalah kebebasan berpolitik. Kebebasan berpolitik tersebut sebuah dimensi dimana demokrasi politik seseorang dapat memilih dan pilih dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Dimana masyarakat/rakyat dalam hal ini memiliki hak konstitusional untuk menyalurkan pilihannya secara demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil kepada figur pemimpin yang diinginkan.
Senada dengan judul di atas, "Merawat Demokrasi dengan Politik Gagasan", merupakan cara untuk menjaga stabilitas demokrasi politik yang sehat dan berkualitas. Sehingga demokrasi yang didengung-dengungkan seperti yang diteorikan oleh bapak demokrasi kita, Abraham Lincoln, yakni, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (from the people, by the people, and for the people) dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata masyarakat.
Menghitung mundur menuju pemilihan umum (pemilu) serentak pilpres dan pileg yang digelar Rabu, 14 Februari 2024 yang akan datang adalah suatu momentum sejarah demokrasi yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia secara umum dan para bakal calon kontestan secara khusus.
Rakyat sebagai pemegang kedaulatan dan kekuasaan tertinggi dalam demokrasi, masyarakat menjadi indikator penting dalam keberhasilan demokrasi politik melalui pemilu di tahun 2024.
Seperti diketahui demokrasi dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dari politik. Politik dan demokrasi satu ikatan masif dalam menstimulasikan peradaban baru dan menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial yang merata bagi masyarakat.
Dimana substansi demokrasi dan politik keduanya memiliki peranan dan tujuan yang fungsional dalam menentukan masa depan sebuah bangsa dan negara, salah satunya melalui proses pemilu.
Melalui proses politik, pemilu merupakan bentuk kedaulatan rakyat dan sarana legitimasi kekuasaan yang bersifat aspiratif dan demokratis bagi masyarakat. Pelaksanaan pemilu dalam lima tahun sekali sebuah harapan untuk melahirkan pemimpin yang mampu mensejahterakan dan membahagiakan rakyat lewat kebijkan yang dibuatnya.
Politik Gagasan
Mendekati Pemilu 2024, demokrasi menjadi ajang kompetisi bergengsi bagi politisi untuk bersaing secara politik dalam menduduki sebuah kekuasaan melalui suara rakyat. Elite politik dan partai politik berlomba-lomba melakukan manuver dan kampanye politik agar memperoleh kepercayaan masyarakat. Kepercayaan inilah yang kemudian menjadi taktik dan tolak ukur untuk memperoleh legitimasi yang sah untuk berkuasa.
Realitas demokrasi kita tidak bisa dipandang sebelah mata dari seluruh fenomena politik yang terjadi saat ini. Pertarungan politik kerap terkesan hanya untuk mendapatkan kekuasaan dengan segala upaya politik yang dilakukan elit politik. Gagasan/ide dan kebijakan yang dibawa untuk masa depan perubahan dan kesejahteraan rakyat terkadang sulit ditemukan sebagai subjek pokok demokrasi.
Namun, yang sering dipertontonkan oleh elite politik di ruang-ruang publik adalah narasi saling menjatuhkan lawan politik, membuka aib, politik identitas dan sebagainya. Bahkan dengan terang-terangan perdebatan tidak produktif dan tidak substansial dijadikan tameng untuk memanipulasi pikiran rakyat.
Kita mempunyai banyak pengalaman tentang kondisi demokrasi politik setiap pemilu dilaksanakan di negeri ini. Kadang manis dan tidak sedikit memberikan rasa pahit. Pemilu serentak pada 2019 silam menjadi sebuah pengalaman politik yang buruk sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia.
Polarisasi, politik identitas, isu SARA dan sebagainya seolah menjadi produk politik yang wajar dalam alam demokrasi kita saat itu. Demokrasi yang seyogianya wadah kekuatan untuk pemersatu bangsa malah mengalami anomali dan bertentangan dari konsep yang sesungguhnya.
Berdasarkan data yang dikutip dari kompas.com melalui survei dari Litbang Kompas pada September 2022 lalu, menunjukkan 37,7 persen yang menyatakan kondisi demokrasi Indonesia merosot/memburuk. Sementara 23,3 persen yang merasa demokrasi masih sama baiknya, dan 20,3 persen yang mengatakan kondisi demokrasi malah semakin membaik. Jika kita bandingkan data diatas, kualitas demokrasi kita di Indonesia mengalami flawed democracy atau demokrasi cacat.
Idealnya, demokrasi yang disebut sebagai sebagai harga mati dan kebenaran sejati itu dapat diimplementasi dan diimpilikasikan dalam budaya politik yang sehat. Dimana demokrasi menjadi pertarungan politik yang diwarnai dengan gagasan, ide-ide besar, visi-misi, dan program baru sebagai agenda politik untuk meningkatkan inovasi kesejahteraan rakyat.
Gagasan perubahan dan adu program menjadikan dagangan kompetitif yang dijual elite politik kepada masyarakat sebagai pasar politik utama. Masyarakat sebagai subjek dari demokrasi pun akhirnya mampu melihat dan menilai kualitas dan integritas dari masing-masing konstetan yang unggulkan elit maupun partai politik.
Sehingga legitimasi kebijakan yang dihasilkan kelak adalah murni dan benar sebagai kebijakan yang pro rakyat bukan, bukan kebijkan privat atau segelintir orang. Dengan demikian demokrasi yang diperjuangkan oleh para reformis kita menjadi ruang kompetisi yang sehat dengan nilai etika yang luhur, bukan demokrasi yang merusak tatanan bangsa.
====
Penulis penggiat literasi sosial bertempat tinggal di Kota Batam
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: redaksimbdmedanbisnisdaily.gmail.com