Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lahir dan dibesarkan dari keluarga serba kekurangan tak membuat Zulkarnaen patah semangat.
Bahkan, pahitnya hidup hal yang biasa dirasakan Zulkarnaen bersama kesembilan saudaranya. Bisa makan setiap hari hal yang patut disyukuri karena sulitnya kondisi ekonomi keluarganya, di mana ayahnya hanya mengais rezeki dengan berjualan balon keliling di Kota Medan.
"Saya lahir dan besar di Jalan Paitan, dan asli anak Medan. Ayah saya dulu tukang balon. Secara ekonomi bisa dibilang buat makan aja kami udah syukur. Bahkan, pernah enggak makan," kata Zulkarnaen saat medanbisnisdaily.com, berkesempatan untuk bertemu dengannya di kantor pemenangannya di Jalan Perjuangan, Medan, Kamis (28/03/2024).
Namun, siapa sangka, dengan serba kekurangan itu justru membuat Zulkarnaen memacu untuk bangkit dan ingin mengubah nasib.
Pria 44 tahun ini merupakan anak dari pasangan Syafruddin dan Hj Yusnelly, yang menamatkan pendidikan di sekolah dasar negeri (SDN) pada 1993.
Lalu, melanjutkan ke SMP Islam Azizi Jalan Ksatria pada tahun 1996 dan selesai di SMA Negeri 8 Medan pada tahun 1999.
Selepas itu, Zulkarnaen pun melanjutkan pendidikan Diploma (D3) dari Analis Politeknik Kesehatan (Poltekes) Medan pada 2002 serta Strata1 (S1) di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU tahun 2004.
Tukang Parkir
Zulkarnaen bilang bahwa kedua orangtuanya selalu mengutamakan pendidikan bagi kesepuluh anak-anaknya termasuk dirinya. Itulah yang membuatnya tak malu untuk menjadi tukang parkir sejak duduk di bangku SMA.
"Saya tahu orang tua saya buat makan saja payah. Makanya saya pun untuk bantu bapak dan mamak saya sejak SMA saya jadi tukang parkir di Jalan Wahidin serta pas kuliah pun masih jadi tukang parkir,"kenangnya.
Berjuang ke Jakarta
Awal suksesnya dimulai dari keberaniannya untuk mengadu nasib ke Jakarta usai menamatkan sarjana.
Dengan hanya berbekal tekad dan keberanian yang kuat, tanpa mengenal rasa malu, Zulkarnaen pun berangkat ke Jakarta untuk menemui seorang kerabat bernama Haji Julpan.
BACA JUGA: Agus Setiawan, Caleg Milenial yang Lolos ke DPRD Medan Kagumi Nasionalisme PDIP dan Soekarnoisme
Itupun, katanya, untuk ke Jakarta dia hanya punya uang saku cukup naik kapal laut.
"Saya waktu itu naik kapal laut ekonomi non seat (tempat duduk). Dan perjalanan 2 hari 3 malam tidurnya di bawah tangga kapal dan makan nunggu selesai orang makan dulu.
Ketemu Etnis Tionghoa
Di perjalanan itu, katanya diapun ditemui seorang etnis Tionghoa yang tiba-tiba bilang kepadanya kalau dirinya bakal sukses kemudian hari.
"Percaya tak percaya lah, sebagai Muslim saya tidak begitu mempercayai ucapan itu. Apalagi saya tak kenal,"kenangnya.
BACA JUGA: Caleg Terpilih DPRD Medan, El Barino Shah: Saya Bawa Kursi Sendiri untuk Golkar
Lalu, setiba di Jakarta, dia pun bersama kerabatnya ikut kerja sebagai teknisi instalasi pemasangan listrik.
Sifat mandiri dan suka berinovasi membuatnya memberanikan diri untuk membuat perusahaan sendiri.
"Ada rezeki kami beranikan buat CV dan alhamdulillah sampai sekarang perusahaan itu makin berkembang,"sebutnya.
Meski dibutuhkan tenaga ekstra, Zulkarnaen punsemangat mendatangi sejumlah pabrik, instansi pemerintah untuk menawarkan perusahaannya mendapat pekerjaan
Gayung pun bersambut, pengusaha muda bidang telekomunikasi itu pun lantas bertemu dengan seorang etnis Tionghoa yang mempercayainya untuk memegang proyek pemasangan instalasi listrik miliknya.
Dari situlah, kata pria kelahiran 17 Januari 1980 itu, usahanya makin berkembang dan menghantarkan dirinya menjadi pengusaha sukses di ibu kota Jakarta.
BACA JUGA: Mengenal Binsar Simarmata, Satu-satunya Caleg Terpilih DPRD Medan 2024-2029 dari Partai Perindo
Besarkan Kampung
Lantas, 2019 dia bertemu dengan Sekretaris DPD Gerindra sekarang yakni Sugiat Santoso.
Dari Sugiat, Zulkarnaen mengaku mendapat banyak pendidikan politik.
Kenapa harus berpolitik, caleg terpilih yang mengumpulkan suara 12.588 di Dapil Kota Medan 3 itu bilang dengan politik dirinya bisa besarkan kampung yakni Medan.
"Politik, wadah berbagi. Politik itu untuk bisa masuk sistem dan kenapa saya harus masuk sistem karena saya mau besarkan kampung saya (Medan). Tempat saya dibesarkan oleh orang tua yang tak mampu," katanya lagi.
BACA JUGA: Jadi Caleg Terpilih DPRD Medan dari NasDem, dr Faisal Arbie: Insyaallah Saya akan Amanah!
Ditanya kenapa harus Gerindra, Zulkarnaen bilang Gerindra tempatnya 'pejuang' jadi, untuk besar harus bisa berjuang.
"Itulah makanya saya mutuskan untuk masuk Gerindra. Dan saya sebenarnya 2019 udah mau maju caleg. Tapi, bang Sugiat waktu itu bilang, nanti 2024 kau maju. Sekarang (2019) jangan dulu, " katanya menirukan kata Sugiat.
Selain itu, sosok patriot dan lebih mementingkan rakyat yang ditunjukkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, itu juga yang menjadi kenapa dirinya masuk dan berjuang bersama Gerindra.
"Ketum adalah panutan saya. Dia rela mengorbankan hartanya untuk bantu rakyatnya.Dan, itulah yang memacu saya untuk mengaplikasikan kebaikan pak Prabowo yang kini terpilih jadi Presiden RI ke-8 kepada masyarakat di Medan,"katanya.
Dekatkan Diri Bukan Hanya Kampanye
Lalu, 2024, akhirnya Zulkarnaen maju di Pileg DPRD Medan.
Tak tanggung-tanggug sebagai orang yang bukan latar belakang politik, Zulkarnaen menumbangkan petahana Gerindra yakni Netty Yuliarty dan R Muhammad Kholil Prasetyo dengan perolehan 12.588 suara.
Ditanya apa kiat sukses itu, Zulkarnaen hanya bilang bahwa politik adalah ladang amal dan berbuat baik.
"Jadi sejak saya mapan soal ekonomi saya terus mendekatkan diri dari masyarakat caranya adalah dengan bersedekah dan membantu orang-orang yang ekonominya kurang mampu.Saya merasakan apa yang mereka rasakan.Jadi, saya merasa terpanggil untuk itu,"katanya.
Dan, di DPRD Medan nanti dirinya akan berusaha memperjuangkan anggaran untuk masyarakat miskin guna mengentaskan kemiskinan di Medan.
"Saya pulang kampung, dan ingin besarkan kampung saya (Medan)," tandasnya.