Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Anak-anak muda di Kota Medan, Sumatera Utara, siap menyampaikan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu 2024, di tanggal 14 Februari mendatang.
Namun ada permintaan khusus dari para anak muda, agar jangan sekedar menjadi objek atau 'bahan jualan' bagi para calon legislatif. Lebih dari itu, kebutuhan para anak muda harus diperjuangkan begitu para caleg terpilih dan dilantik di gedung dewan.
Hal tersebut disampaikan para anak muda dalam even 'Festival Pemilu 2024: Kenali Sebelum Memilih' yang digelar Bijak Memilih di Clapham Collective Komplek Center Poin, Jalan Timor Medan, Minggu (28/01/2024).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan, Mutia Atiqa, melalui sambutannya di awal even itu, menekankan pentingnya partisipasi pemilih dari generasi muda di Pemilu 2024.
Sebab, kata Mutia Atiqa, jumlah anak-anak muda atau yang dikenal dengan Generasi Z yang akan memilih, cukup besar. Pada DPT Pemilu 2024, pemilih Generasi Z sebanyak 46,8 juta orang atau 22,85%, lalu Generasi Y (millenial) 66,82 juta atau 33,60%.
Karena itu, Mutia Atiqa mengapresiasi Bijak Memilih yang telah menginisiasi even tersebut. "Kita senang dengan acara ini, yang mewadahi anak-anak muda untuk belajar dan meningkatkan pemahaman dalam politik," ujar Mutia.
Oleh Kevin Andreas, seorang analisis muda politik dalam sesi interaktif topik 'Anak Muda Melek Politik' mengatakan sebelum memilih, para anak muda harus memperhatikan hal-hal teknis pada isu, bukan normatif.
"Seperti halnya terhadap apa fokus isu yang diperjuangkan seorang caleg. Kemudian pilihkan caleg yang sesuai ideologi dan kepentingan anak-anak muda khususnya," ujar Kevin.
Andre Salim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) menanyakan mengapa para caleg yang hadir sebagai narasumber pada even itu dalam sesi Balai Aspirasi Calon Legislatif & Partai Politik Speed Dating, tertarik untuk melakukan perbaikan sistem tata kelola pembangunan daerah lewat legislatif.
Kemudian Greis Sembiring, seorang mahasiswa lainnya, meminta komitmen para caleg untuk berjuang bagi rakyat secara umum. Ia memberi contoh tentang masih gemarnya oknum wakil rakyat melakukan tindak pidana korupsi. Ia juga meminta komitmen untuk mengatasi masih kompleksnya masalah konflik agraria, khususnya yang berkaitan dengan tanah adat.
Begitu juga dengan Steven, juga mempertanyakan substansi yang sama. Ia menanyakan apa yang menjadi jaminan bagi anak muda jika para caleg terpilih nantinya, akan memperjuangkan hak-hak kaum muda di parlemen.
Menanggapi hal itu, Caleg PDI Perjuangan untuk DPRD Sumut di Dapil 1 nomor urut 10, Christoper Baginda Perkasa Sinambela, mengatakan ia akan berjuang menegakkan fungsi pengawasan dewan, termasuk fungsi anggaran dan legislasi.
Begitu juga Meryl Rouli Saragih, Caleg incumbent dari PDI Perjuangan untuk DPRD Sumut di Dapil 2 nomor urut 1, menyebutkan persoalan anak-anak muda selama ini menjadi salah satu fokusnya selama ini.
Begitu juga soal konflik agraria, seperti lahan eks PTPN II dan juga lahan Sari Rejo, Meryl mengatakan dirinya bersama rekan-rekannya yang duduk di Komisi A DPRD Sumut, telah memberi beberapa rekomendasi untuk eksekutif selaku pengambil kebijakan.
Kemudian Anggi Maisarah, Caleg Partai Demokrat untuk DPRD Sumut Dapil 3 nomor urut 7, mengajak masyarakat, khususnya para kawula muda memberikan dukungan untuk sukses menuju kursi dewan.
Sejumlah persoalan anak muda, mulai advokasi, edukasi dan koordinasi yang bertujuan meningkatkan kapasitas anak muda, menjadi ragam aktivitasnya selama ini sejak menamatkan diri dari FH Universitas Indonesia (UI).
"Nah sistem demokrasi melalui Pemilu 2024 ini yang kemudian memungkinkan kita untuk masuk ke sistem, untuk lebih memperluas peran kita dalam berjuang bersama anak-anak muda," ujar Anggi.
Di sisi lain, Agung Satria Sitepu, Caleg Golkar untuk DPRD Sumut di Dapil 2 nomor urut 4, meminta anak-anak muda hadir memilih di TPS pada 14 Februari 2024 mendatang. "Bahwa 100 orang anggota dewan misalnya, tidak akan sanggup menyelesaikan persoalan masyarakat. Artinya mari sama-sama ikut terlibat dalam mempercepat penyelesaian persoalan," ujarnya.
Sebelumnya Andhyta Firselly Utami Co-Initiator Bijak Memilih & CEO Think Policy dan Abigail Limuria Co-Initiator Bijak Memilih & Co-Founder What Is Up, Indonesia?, menjelaskan Bijak Memilih hadir untuk mempromosikan politik substansial agar generasi muda dapat memahami isu-isu yang diangkat oleh politisi dan juga partai politik yang akan dipilihnya nanti mengingat proses pembuatan kebijakan tersebut akan menentukan masa depan mereka.
Sebagai kegiatan puncak Bijak Memilih, Festival Pemilu 2024 bertujuan memberdayakan pemilih muda untuk membuat pilihan yang bijak, berdasarkan pengalaman, rekam jejak, dan kemampuan calon pemimpin.
Festival Pemilu merupakan inisiatif dari generasi muda yang bertujuan menjadi platform pendidikan politik yang interaktif. Festival ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pertukaran ide, gagasan, dan prioritas kebijakan antara kandidat peserta Pemilu 2024, sekaligus sebagai sumber informasi yang kaya mengenai para kandidat Pemilu 2024 bagi para pemilih.