Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
BULAN Januari lalu saya sedikit emosi. Ceritanya begini, beberapa tetangga saya yang sempat membuat kuping saya menjadi panas, karena mereka mengatakan setelah selesai wisuda saya masih saja belum dapat kerja yang sesuai. Orangtua juga ikut menekan, mungkin mereka merasa malu punya anak sarjana tapi belum dapat kerja.
Namun, di masa pandemi sekarang ini sepertinya bukan cuma saya saja yang pengangguran. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik atau BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2021 sebesar 6,26 persen, turun 0,81 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020. Penduduk yang bekerja sebanyak 131,06 juta orang, meningkat sebanyak 2,61 juta orang dari Agustus 2020. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,34 persen poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Transportasi dan Pergudangan (0,30 persen poin).
Saat ini di indonesia pengangguran menjadi masalah yang lebih serius dari tahun ketahun apa lagi di saat ini terkena dampak dari covid-19. Sehingga dari pengangguran tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dari sisi ekonomi hingga sosial. Dari sisi ekonomi, adanya pengangguran menyebabkan kemakmuran masyarakat menjadi berkurang. Bahkan dari sisi sosialnya, pengangguran dapat memicu perilaku kejahatan.
Alasan yang paling mendasar meningkatnya pengangguran yaitu kurangnya lowongan kerja serta tidak imbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja serta kondisi pandemi covid-19 yang saat ini sedang melanda pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan banyak perusahaan akhirnya gulung tikar dan mempersempit lowongan kerja. Sehingga meningkatkan lonjakan pengengangguran.
Sebenarnya pokok masalahnya bukan di situ, akan tetapi kita terlalu manja dan kurangnya kekreatifan sehingga memilih jenis pekerjaan seperti menjadi seseorang Pegawai Negri Sipil (PNS), bekerja di perusahan dan lain sebagainya, yang mengakibatkan kebanyakan dari kita kehilangan kesempatan untuk bekerja secara mandiri.
Sebenarnya, tanpa kita sadari di era teknologi sekarang kita mampu membuka lowongan kerja sendiri.
Menciptakan lowongan kerja tersendiri, artinya tidak tergantung pada satu employer untuk bekerja. Dengan kata lain kita bebas memilih jenis pekerjaan yang kita inginkan. Dalam hal ini freelancer untuk dirinya sendiri.
BACA JUGA: Partisipasi Masyarakat Desa dan Kendalanya
Misalnya, saat ini yang lagi tren di era revolusi industri 4.0 adalah kegiatan bisnis yang dilakukan di dunia maya dengan bantuan internet atau sering di sebut dengan bisnis online seperti penjualan produk, kuliner dan mungkin masih banyak yang sesuai dengan keinginan masing-masing.
Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Di saat ini banyak hal yang dapat membuat kita menjadi lebih kreatif dan dapat mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan inovasi di berbagai bidang serta menciptakan persaingan bisnis yang lebih sehat diera digital saat ini.
Menariknya, di saat situasi dunia terdampak Covid-19 Revolusi Industri 4.0 mendapat momentum untuk tampil sebagai salah satu aktor terpenting di panggung pandemi. Karena aneka ragam platform yang berbasis teknologi dan seolah mendapat ruang yang begitu sangat luas.
Selanjutnya, Era Revolusi Industri 4.0 mampu mengubah segala urusan dan jadi serba cepat dan simpel dengan menggunakan teknologi yang serba canggih. Namun di zaman ini perusahaan semestinya mulai memikirkan kandidat-kandidat yang tepat yang sesuai untuk berinovasi dan dapat beradaptasi dengan perubahan ini peran teknologi di era revolusi industri 4.0 mengambil alih hampir sebagian besar aktivitas perekonomian.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, tren ini juga telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk gaya hidup manusia itu sendiri dan bahkan pada dunia kerja. Di lain sisi revolusi industri 4.0 mampu mengubah kegiatan di bidang transportasi, pertanian, pertambangan, manufaktur dan teknologi. Karena pada dasarnya, revolusi industri 4.0 menggabungkan mesin, alur kerja dan sistem dengan penerapan jaringan cerdas di sepanjang prosesnya. Revolusi industri 4.0 ini mampu melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga dapat menghadirkan jenis pekerjaan baru.
Dengan mengikuti tren tersebut, disinilah pentingnya kekreatifan menjadi sebuah solusi pengangguran diera revolusi industri 4.0. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang paham mengenai arti dari kreatif sehingga bisa mempraktekkannya dalam menjalankan bisnis maupun di bidang pekerjaan lain. Selain untuk bisnisnya mengetahui tentang kekreatifan juga bisa sebagai tambahan wawasan di bidang perekonomian.
====
Penulis Alumni FISIP Universitas Darma Agung Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]