Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Dua tahun belakangan ini, pemerintah getol membangun sektor pariwisata. Secara mendadak, pandemi mengocok ulang seluruh rencana pemerintah terkait pengembangan pariwisata. Selama tiga bulan ini saja, bisnis perhotelan, penerbangan, biro perjalanan wisata, dan pengelolaan tempat wisata memilih tutup akibat wabah Covid-19. Lebih dari 2.000 hotel tutup. Bandara dan pelabuhan dan kereta api ikut terpukul. Festival budaya, konser dan even-even besar terpaksa dibatalkan. Otomatis kantong keuangan negara makin jebol.
Menteri Pariwisata Wisnutama memperkirakan pendapatan negara dari devisa sektor pariwisata kemungkinan anjlok hingga 50%. Begitu juga dengan jumlah kunjungan wisatawan asing merosot drastis. Padahal sebelum wabah mendera, kunjungan wisata asing sekitar 1,4 juta.
Penerapan New Normal seperti memberi angin segar untuk memulai kembali pengembangan sektor pariwisata. Tatanan kehidupan baru ini memang tidak mudah untuk mengembalikan wujud pariwisata seperti dulu. Tetapi, dengan strategi baru, pariwisata pasti bisa bangkit kembali.
I Gede Ardika, mantan Menteri Pariwisata, dalam seminar digital (webinar), beberapa hari lalu mengajak kita semua untuk tidak larut dalam persoalan melainkan fokus pada hal-hal baik untuk tetap bangkit dan berusaha. Tentu dalam setiap krisis ada pelajaran yang dapat mengubah. Pandemi ini telah cukup memberi jeda untuk memulihkan diri.
Apalagi, kata Gede Ardika lagi, pariwisata tidak selalu tentang menghabiskan uang dan bersenang-senang, tetapi soal kemanusiaan. Karena itu, melalui penerapan tatanan kehidupan baru ini, kita semua berusaha membangun kesempatan baru.
Menurut, Kementerian Pariwisata, yang dibutuhkan para wisatawan lokal maupun mancanegara sekarang ini adalah layanan kesehatan, kebersihan, dan keamanan atau yang dikenal dengan sebutan CHS, akronim dari Cleanliness, Health and Safety. Tiga layanan itu musti menjadi perhatian siapa saja yang bergerak di bidang pariwisata. Guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata di masa transisi ini, pemerintah telah menyiapkan rangkaian strategi. Salah satunya dengan menerapkan program CHS di setiap destinasi maupun lokasi yang terkait pariwisata.
Gerakan CHS bertujuan meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi industri pariwisata di era new normal. Dalam pelaksanaannya, Bali dipilih menjadi pilot project untuk penerapan program CHS. Nantinya setiap daerah akan memiliki program CHS masing-masing.
Tetap Optimis
Azwar Anas, Bupati Banyuwangi mengaku kini mulai mengembangkan pariwisata Banyuwangi di masa new normal. Bahkan sebelum penerapan new normal pun, mereka selalu berusaha mengembangkan dan mencari stategi baru agar pariwisata tetap hidup. Terbukti, Banyuwangi tetap menjadi salah satu tempat wisata yang amat diminati pelancong. Dengan tetap menetapkan protokol kesehatan jumlah wisatawan terus meningkat dan mulai betah berlama-lama di Banyuwangi. Untuk menghidupkan kembali pariwisata ini tentu tidak lepas dari masyarakat dan dukungan komunitas wisata.
Sulit diprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Tetapi pariwisata sedang membutuhkan semangat baru untuk bisa bangkit. Meski bergerak perlahan, pengembangan wisata harus dimulai dari sekarang. Modifikasi cara kerja dengan memperhatikan protokol kesehatan perlu ditempuh dan berusaha menjamin aspek kenyamanan, keamanan, dan kesehatan. Jika semua orang terlibat dan saling membahu, saya yakin, pariwisata kita akan kembali berjaya.
===
Penulis mahasiswa di Universitas Negeri Medan dan bergiat di Perhimpunan Suka Menulis (Perkamen).
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]