Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”
Bukan tak beralasan waktu Soekarno mengatakan hal ini, pemuda adalah tonggak perubahan suatu bangsa bahkan aset terpenting suatu Negara. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 bukan hanya sebuah ikrar biasa tetapi sebuah awal dari pergerakan dan persatuan para pemuda untuk bangsa yang mereka cintai.
Sumpah Pemuda adalah momentum dari sebuah refleksi pemuda akan adanya satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Sebuah proses kesadaran bahwa dengan persatuan akan bisa mengubah keadaan sebuah bangsa yang sudah lama dijajah dan ditindas. Pada saat itu pemuda yang berasal dari berbagai organisasi dan latar belakang yang berbeda terpanggil untuk melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi untuk bersatu melawan penjajah diantaranya Jong Java, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Sumatra, Jong Islamiten Bond, Jong Celebes, Jong Borneo dll.
Pemuda yang terpanggil saat itu adalah para pemuda intelek dan memiliki kesadaran. Bukan hanya mereka yang dididik oleh institusi bernama sekolah tetapi juga belajar dari masyarakat disekitarnya. Bukan pula mereka yang hanya belajar teori tetapi melakukan sebuah praksis dan langkah nyata untuk perubahan.
Tak bisa dipungkiri pemuda memang memiliki peran penting dalam sejarah bangsa kita. Pemuda tak bisa dipisahkan dari kemajuan suatu bangsa sebab pemuda merupakan agent of change, moral force, dan control social bagi bangsa dan Negara karena hampir setiap momentum bersejarah diciptakan oleh semangat pemuda yang gandrung akan perubahan.
Setelah 92 tahun sumpah itu diikrarkan dan 68 tahun kata merdeka itu diteriakkan sebagai bangsa dan negara, bangsa kita memang kian matang tetapi peran pemuda kian merosot. Pemuda terjebak dalam permasalahan yang sangat kompleks. Sebut saja masalah pendidikan, krisis moral, krisis idealisme dan masih banyak lagi mengakibatkan kesadaran pemuda kian berkurang terutama dalam aspek berbangsa dan bernegara. Pemuda yang seharusnya pejuang dalam mewujukan cita-cita bangsa, dengan ide-ide ataupun gagasan yang berdasar kepada nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat kini berada di persimpangan.
Ironinya, para pemuda saat ini terjebak dalam identitas golongan sehingga jauh dari perjuangan keadilan. Perjuangan pemuda atau mahasiswa selalu terpecah pecah oleh perbedaan organisasi maupun sektarian-sektarian yang ada padahal jelas perjuangan kita adalah untuk kesejahteraan segenap masyarakat.
Pendidikan Adalah Kunci
Akar masalah pemuda adalah masalah pendidikan karena pendidikan akan mempengaruhi kesadaran seseorang untuk merespon masalah yang ada disekitarnya. Pendidikan yang dimaksud di sini bukanlah pendidikan yang diajarkan oleh institusi sekolah tetapi pendidikan hadap masalah. Dimana guna pendidikan adalah mampu mengamati dan memecahkan persoalan dan tantangan yang ada di masyarakat.
Tak bisa dipungkiri pemuda saat ini kurang literasi. Terjadi penurunan minat membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan pemuda yang mengakibatkan kurangnya ketajaman berpikir dan menganalisis masalah yang ada. Proses berpikir yang kurang mengakar mengakibatkan lemahnya pemahaman akan isu-isu yang berkembang sehingga menciutkan gerakan dan kesadaran pemuda.
Selain itu, pemuda saat ini membutuhkan pembentukan kapasitas sesuai dengan perkembangan zaman. Penguatan lembaga pendidikan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas seharusnya menjadi fokus dari kebijakan pemerintah. Para pemuda harus dapat mengembangkan dirinya melalui pendidikan yang terjangkau dan berkualias supaya dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain. Alangkah lebih baik untuk memprioritaskan pemuda yang berpendidikan dan siap mencipta daripada menciptakan lapangan kerja yang menampung para pemuda yang kurang produktif dan berkualitas. Hal ini berarti pemerintah mempunyai peran yang penting dalam kebangkitan pemuda yakni menyediakan ruang untuk perkembangan pemuda terutama dalam perbaikan institusi pendidikan sehingga merata dan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan pemuda.
Akhirnnya, sebagai pemuda marilah kita merefleksikan makna dari sumpah pemuda. Menjadi pemuda yang memiliki rasa kepemilikan akan bangsa ini dan memiliki kualitas diri yang mumpuni sehingga dapat bermafaat bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pemuda yang gandrung akan keadilan dan persatuan dikalangan bangsa ini.
====
Penulis Anggota KDAS dan Mahasiswa Administrasi Publik.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]