Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Lingkungan merupakan tempat berevolusinya kehidupan. Semua mahkluk hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan dimana ia tinggal, tak terkecuali manusia. Air, tanah, api dan juga udara merupakan sumber daya alam yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia, maka dari itu penting untuk selalu menjaga lingkungan sekitar sebagai wujud tanggung jawab atas apa yang telah dititipkan kepada kita, dan juga sebagai bentuk balas jasa terhadap lingkungan yang telah menjaga serta memberikan kehidupan dan penghidupan bagi kita.
Isu kerusakan lingkungan menjadi salah satu permasalahan di setiap negara, tak terkecuali Indonesia. Kerusakan lingkungan yang terjadi di negeri ini diakibatkan oleh pembuangan sampah sembarangan, pembakaran lahan, penebangan hutan secara liar, serta pembuangan limbah sembarangan oleh industri yang tidak bertanggung jawab, serta limbah rumah tangga juga turut andil dalam kerusakan lingkungan. Sikap - sikap yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan tersebut terjadi hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia, salah satunya daerah kawasan Danau Toba.
Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera gunung super vulkan. Danau ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mil), dan kedalaman 505 meter (1.657 ft). Danau ini terletak di tengah Pulau Sumatra bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2.953 ft). Danau Toba terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi yang termasuk super vulcan, yaitu Gunung Toba. Hal ini menyebabkan terbentuknya kaldera besar yang terisi air yang sekarang dikenal dengan Danau Toba dan tekanan keatas oleh magma yang belum keluar menyebabkan terbentuknya sebuah pulau di tengah danau yang dikenal sebagai Pulau Samosir.yang di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
BACA JUGA: Melindungi Keindahan Bumi
Keindahan Danau Toba adalah karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, layaknya potongan nirwana yang Tuhan titipkan di Tano Batak. Keasrian Danau Toba sedari dulu terlihat indah dan bersih tiada tanding, namun kondisi tersebut hanya tinggal cerita, kini keindahannya sudah mulai tercemar. Kerusakan ini tidak lain dan tidak bukan adalah hasil dari pada ulah tangan manusia yang kurang ber-tanggung jawab, limbah buangan penduduk yang bermukim di sekitar pinggir danau seperti ( kertas, kayu, plastik, daun-daunan, dan juga tinja ) menjadi salah satu faktor, dan di dukung oleh adanya hotel dan rumah makan yang membuang sisa makanan, air cucian ke dalam danau, pencucian kendaraan bermotor, limbah industri pembuatan ulos, serta limbah pakan dari aktivitas pengusaha perikanan melalui keramba jaring turut meramaikan pencemaran Danau Toba.
Kondisi di atas tentunya akan berdampak negatif bagi kualitas air Danau Toba, tentu airnya akan mengalami perubahan, baik fisik, kimia maupun biologis. Hal ini ditandai dengan tumbuh suburnya tanaman enceng gondok di beberapa lokasi yang pasti akan mengurangi keindahan danau. Kualitas air Danau Toba saat ini sungguh sangat memprihatinkan mengingat bahwa air Danau Toba sangat bermanfaat dan menolong masyarakat kawasan danau toba untuk berbagai kepentingan, di antaranya sebagai sumber air bersih rumah tangga, kegiatan pertanian, kegiatan pariwisata dan juga kegiatan transportasi air.
Pengendalian pencemaran danau toba seyogianya merupakan tugas dan tanggung jawab “stake holder” masyarakat dan juga pemerintah. Pemerintah seharusnya setiap tahun melakukan pemantauan terhadap perubahan-perubahan fisik dan kimiawi serta biologi perairan Danau Toba. Selain itu, pemerintah juga harus mempersiapkan baku mutu lingkungan, baku mutu air Danau Toba serta petunjuk teknis dan berbagai peraturan termasuk sanksi bagi pelanggarannya. Pemerintah setiap periodenya harus melaksanakan bimbingan dan juga penyuluhan terhadap masyarakat akan bahaya pencemaran Danau Toba dan masyarakat harus digerakkan untuk ikut turut andil dalam menjaga keindahan Danau Toba.
Bagi para pengusaha hendaknya menaati peraturan pemerintah, misalnya membuat saringan terhadap air limbah hotel, restoran, serta usaha-usaha lain yang mempunyai air limbah. Para pengusaha perikanan melalui keramba jaring yang diletakkan di danau toba sudah mulai memikirkan untuk membuat keramba jaring di darat dengan memanfaat kan pompa air, hal ini dilakukan guna menghindari pencemaran air Danau Toba melalui pengendapan pakan ikan di dasar danau.
Danau Toba dengan segala keindahannya telah memberikan kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat sekitar, keadaan ini sudah berlangsung sejak lama sehingga antara komunitas dengan lingkungan danau toba sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan. Antara masyarakat dengan kawasan Danau Toba sudah terjalin ikatan batin yang erat, sehingga keduanya saling membutuhkan untuk menciptakan satu ekosistem yang sempurna. Untuk itu sudah sepatutnya kita menjaga lingkungan Danau Toba dan sekitarnya, sebagai wujud tanggungjawab kita terhadap kepingan surga yang telah dititipkan sang khalik kepada kita.
====
Penulis anggota GMKI Cabang Medan/Mahasiswa FEB Universitas Sumatera Utara.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel/surat pembaca) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter (surat pembaca maksimal 2.000 karakter). Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel/surat pembaca dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel/surat pembaca sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan/surat pembaca Anda ke: [email protected]