Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Bagi anak SD, cukuplah zoom meeting dua atau tiga kali dalam seminggu. Pihak sekolah yang mencakup guru dan kepala sekolah harus berdiskusi untuk menentukan mata pelajaran yang sesuai untuk diberikan dengan metode zoom kepada anak didik.
Sekolah online dengan metode zoom setiap hari dimulai dari pukul 07.30 hingga 12.00 akan membuat anak didik menjadi stress. Gimana tidak, anak yang seyogyanya memiliki waktu untuk bermain dan eksplorasi, pada akhirnya menjadi sibuk dengan zoom online dan mengerjakan PR. Ditambah lagi, dalam kegiatan zoom online yang dilakukan setiap hari, metode yang dilakukan adalah ceramah satu arah, di mana anak didik dipaksa untuk diam mendengarkan selama guru memberikan ceramah.
Berdasarkan hasil penelitian terkini mengenai belajar online ditemukan bahwa sekolah daring memiliki beberapa dampak negatif terhadap anak didik, antara lain timbulnya rasa bosan, anak didik kurang memahami materi yang dijelaskan oleh guru, anak mengerjakan PR males-malesan, hingga akhirnya orang tua ataupun guru les membantu mengerjakan PR anak, ditambah dengan rasa sedih yang dirasakan anak karena harus terpisah dari peer group atau teman dekatnya selama pandemik ini. Kita seringkali melupakan bahwa bermain bersama teman-teman di sekolah merupakan satu hal yang membahagiakan bagi anak didik.
Mas Menteri Nadiem Makarim mengeluarkan prinsip kebijakan belajar di masa pandemik. Ia menyebutkan bahwa selama pandemik ini ada 2 hal besar yang menjadi pusat perhatian para pendidik, yaitu pertama, kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat menjadi prioritas utama. Kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial menjadi pertimbangan dalam melakukan layanan pendidikan selama masa pandemik Covid-19.
Sekolah yang melaksanakan metode pendidikan zoom online dari pagi hingga siang, hari Senin sampai Sabtu, apakah target yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dapat tercapai? Apakah pihak sekolah tetap berpendirian teguh dan memaksakan metode pertemuan online melalui zoom setiap hari selama seminggu?
Mas Nadiem menyebutkan agar sekolah-sekolah dapat melahirkan calon pemimpin yang berani mengambil risiko, dapat memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi serta mampu berkolaborasi. Apakah metode pembelajaran melalui zoom yang dilakukan sekolah saat ini dapat menghasilkan pemimpin yang berani? Serta dapat menghasilkan anak didik yang mampu berkolaborasi? Atau sekolah hanya ingin mengejar target pencapaian kurikulum saja?
Kegiatan belajar idealnya dilakukan dengan penuh semangat. Anak didik yang tidak semangat dalam mengikuti proses belajar dengan menggunakan metode zoom jelas membutuhkan metode alternatif untuk memacu semangat belajar anak didik.
Pendidik diharapkan untuk merancang pembelajaran online yang dapat mengasah krativitas anak, kemampuan anak untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan berempati akan sesama yang membutuhkan bantuan. Ada banyak metode belajar yang bisa dilakukan seperti diskusi dan project assignment. Metode ini akan melatih komunikasi, empati dan teamwork.
Semua pihak dapat memahami bahwa kurikulum tidak bisa optimal di masa pandemik ini. Apakah sekolah harus memaksakan anak didik untuk mengikuti zoom setiap hari?
Yang penting adalah literasi, numerasi dan pendidikan karakter tidak terlupakan. Kita berharap semoga sekolah dapat beradaptasi di masa pandemik ini, tidak hanya mengejar pencapaian kurikulum tetapi juga mengedepankan pendidian karakter dan happiness anak didik selama proses pembelajaran online.
====
Penulis Praktisi Psikolog dan Dosen Tetap Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]