Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
KEBANGKITAN selalu dimaknai sebagai sebuah langkah baru. Kebangkitan selalu dikenal dengan semangat yang membara. Dan kebangkitan selalu berbicara mengenai arah baru, sebuah tujuan emas yang dinanti, sebuah harapan baru yang terus ada di angan-angan. Itulah mengapa kebangkitan menjadi ada.
Sebuah kebangkitan bisa menjadi titik krusial bagi seseorang, sekelompok orang, sebuah organisasi, sebuah negara, bahkan dunia ini. Lembaran baru akan terbuka dengan adanya sebuah kebangkitan.
Namun, apa artinya kebangkitan bagi kita, masyarakat Indonesia? Kata kebangkitan selalu dikaitkan dengan kebangkitan nasional yang momentumnya ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
Berdasarkan catatan sejarah, organisasi ini berdiri atas inisiatif oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr Soetomo, beserta beberapa rekannya di STOVIA yang merupakan sekolah bentukan Belanda yang khusus bergerak di bidang kesehatan.
BACA JUGA: Kebangkitan Nasional: Semangat untuk Bangkit!
Mereka, para pendiri Budi Utomo itu, menginginkan sebuah kebangkitan secara nasional terjadi. Sebelumnya, pergerakan perlawanan terhadap penjajah selalu gagal karena kebangkitan hanya dilakukan secara kedaerahan tanpa tujuan membentuk persatuan dengan rasa nasionalis. Hanya bersifat lokal saja, dan pantas akhirnya selalu kalah.
Terbentuknya Budi Utomo menjadi sebuah lembaran baru, yang merupakan tanda kepada seluruh masyarakat bahwa kebangkitan nasional telah tiba.
Budi Utomo terus bergerak menjadi organisasi pendidik, penolong, dan penggerak dalam segala bidang yang mereka kuasai di luar bidang politik. Mereka terus mengharapkan Indonesia dapat terbentuk menjadi negara dengan tingkat pendidikan yang tinggi, dibarengi dengan kesehatan yang baik agar perekonomiannya berjalan dengan baik.
Lalu apa pentingnya kita berbicara mengenai kebangkitan saat ini? Dan bagaimana implementasinya dengan kehidupan kebangsaan kita sekarang ini?
Kita melihat melalui catatan sejarah berbagai perubahan terjadi sejak berlangsungnya kebangkitan yang dilakukan oleh Budi Utomo, rasa nasionalisme hadir membangkitkan terus semangat yang membara melawan penjajah. Namun, dewasa ini kita justru melihat api yang membara itu mulai padam.
Kita melihat negara kita masih perlu bangkit dari keterpurukan di bidang pendidikan. Dalam berbagai penelitian yang kita bisa lihat selama ini, Indonesia selalu ditempatkan dalam jajaran pendidikan yang sangat buruk dibandingkan negara-negara lainnya.
BACA JUGA: Sepak Bola, Emas SEA Games 2023 dan Bangganya Indonesia
Kita belum sanggup membentuk para murid yang punya jiwa nasionalis yang kuat untuk membangkitkan kembali nama Indonesia di mata dunia.
Kita juga melihat negara kita masih belum mampu bangkit dari ketergantungan akan negara lain dalam mengolah sumber daya alam yang kita miliki. Kenapa kita harus merekrut orang dari negara lain untuk bekerja dalam pabrik-pabrik besar di Indonesia?
Kita dari dulu selalu memandang bahwa kita tidak sanggup melakukan pengembangan sumber daya manusia kita sendiri. Alhasil, kita semakin bergantung pada pihak luar, bukan pada kita sendiri.
Belum lagi ketika kita membicarakan masalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kondisi kelaparan masih terlalu banyak di negeri ini. Lebih dari 25 juta warga negara Indonesia berada dalam kondisi seperti itu.
Bagaimana kita bisa bangkit, menyelesaikan masalah yang kita hadapi ini? Sepintas memang jiwa nasionalis yang terus dikobarkan oleh para pendahulu kita perlahan menghilang ditelan zaman.
Para generasi penerus bangsa yang seharusnya melanjutkan perjuangan bangsa ini, kelihatannya tidak menggunakan api kebangkitan untuk membangun negeri ini, di zaman mereka. Banyak kaum muda mengalami kemerosotan semangat. Akankah kita terus begini?
Pemerintah harus turut ambil bagian dalam hal ini. Pemerintah harus mampu menyediakan sebuah teknik pembelajaran yang baik agar Indonesia dapat bangkit dari api pendidikan yang mulai memadam.
Indonesia harus dapat bangkit dari api perekonomian yang terus memadam tahun demi tahun, bahkan Indonesia harus bangkit dari generasi muda yang semakin merosot.
Pemerintah harus ambil bagian dalam pembentukan karakter dan rasa nasionalis agar terus menginginkan kebangkitan ada di antara masyarakat Indonesia.
Pemerintah harus bisa menyebarkan api semangat nasionalisme ini dalam berbagai bidang agar api kebangkitan itu terus ada. Pemerintah harus bisa menyulut kembali api semangat kepada masyarakat agar mampu membuktikan bahwa Indonesia mampu. Membuktikan di mata dunia bahwa Indonesia dapat menjadi negara mandiri yang membawa perubahan.
Semua hal dapat terjadi dengan adanya kebangkitan. Seperti telah disampaikan di awal, arah baru hanya bisa terwujud jika ada kebangkitan.
Memang tidak ada kata sempurna dalam kata kebangkitan, tapi berusaha memberi yang sempurnalah yang menjadi arti kata kebangkitan.
Perlu sebuah semangat yang terus agar kata kebangkitan terus eksis di negeri ini. Kobarkan terus api semangat kebangkitan, menuju Indonesia maju!
====
Penulis alumni SMA Methodist 5 Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]