Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Pendidikan seumur hidup merupakan sebuah kepastian yang harus dijalani manusia. Tidak peduli umur, setiap orang masih berhak menjalani proses pendidikan. Di Era baru ini proses pendidikan dikemas dalam bentuk yang bermacam macam, mulai pendidikan yang dikemas dengan bentuk menyatu dengan alam hingga yang bersifat cyber. Apalagi pada masa pandemi belakangan ini peluang sesorang untuk menjalani pembelajaran semakin terbuka lebar. Orang-orang bebas mau belajar apa saja, kapan saja mereka mau bahkan dapat apresiasi berupa sertifikat.
Pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari juga sangat beragam sesuai dengan kebutuhan manusia, yang semuanya untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan belajar manusia yang berkualitas. Hampir semua aspek dari kebutuhan hidup manusia disentuh melalui pendidikan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut membutuhkan wadah-wadah pendidikan agar semua yang dibutuhkan manusia dapat terfasilitasi dalam wadah pendidikan tersebut. Manusia di zaman ini difasilitasi beragam jenis bentuk pendidikan dan pelatihan, mulai dari dalam kandungan hingga untuk lanjut usia yang dikemas dalam bentuk pendidikan dan pelatihan.
Jalur Pendidikan Tak Hanya Formal
Kemajuan global membuat konsep pendidikan seumur hidup juga berkembang dengan pesat dan berimbas pada sekolah-sekolah formal di dunia yang mengalami penurunan jumlah siswa. Penulis teringat paparan dari seorang doktor pendidikan luar sekolah Universitas Negeri Yogyakarta pada acara Achievement and Challenge tahun 2017 bahwa masih ada 58 juta anak-anak tidak sekolah dan sekitar 100 juta anak-anak tidak menyelesaikan sekolah dasar. Jumlah remaja juga tak kalah, yaitu 69 juta remaja muda yang tidak melanjutkan sekolah menengah karena beberapa masalah dan kerugian yang mereka hadapi, seperti kemiskinan, pedesaan (daerah terpencil), bias gender, cacat dan diskriminasi sosial (UNICEF/UIS, 2014).
Oleh karena itu, untuk menegakkan hak atas pendidikan dari orang-orang yang tidak terdaftar di sekolah formal berbagai bentuk penyediaan melalui jalur belajar yang berbeda sangat diperlukan. Pendidikan nonformal merupakan salah satu jalur tersebut. Sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa di Indonesia kita mengenal tiga jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Pendidikan nonformal di zaman ini juga turut berkembang sangat pesat untuk memenuhi kebutuhan belajar manusia. Pendidikan nonformal memberikan seseorang kemungkinan atau kesempatan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas diri, keahlian, keterampilan dan kompetensi yang tidak mereka dapatkan dalam pendidikan formal. Salah satu contoh wadah pendidikan nonformal yang dapat dimanfaatkan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas diri tersebut ialah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), bimbingan belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan berbagai wadah lainnya yang notabennya bersifat fleksibel untuk dimanfaatkan.
Pendidikan Nonnormal Sebuah Solusi
Melalui pendidikan nonformal, berbagai permasalahan hidup manusia bisa diatasi tentu dengan berbagai bentuk pendidikan non formal itu pula. Karena pada hakikatnya aspek yang paling utama disentuh dari pendidikan non formal ialah manusia, seperti potongan teks dari seorang penyair
Manusia pertama
Jika kau ingin setahun kekayaan, rawatlah padi
Jika kau ingin sepuluh tahun kekayaan, rawatlah pohon
Jika kau ingin seratus tahun kekayaan, rawatlah manusia
Pendidikan nonformal memiliki peran yang sangat besar dalam membangun masyarakat dunia. Hal tersebut dapat dijelaskan dari berbagai fenomena sekolah-sekolah yang semakin banyak bertujuan memenuhi kebutuhan belajar masyarakat apapun bentuknya. Oleh karena itu pendidikan nonformal seharusnya juga bisa sebagai solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, seperti kemiskinan, buta huruf, kriminalitas, kesehatan dan lain sebagainya. Hal tersebut bisa dikemas dalam kegiatan pendidikan non formal seperti pelatihan, pemberdayaan, penyuluhan, dan kegiatan pendidikan non formal lainnya.
Memanfaatkan Jalur Nonformal
Praktik pendidikan nonformal di negeri ini banyak yang dapat dijadikan acuan, seperti “Sekolah Kami” yang menampung anak-anak pemulung di Bekasi, Jawa Barat yang tidak bisa belajar di sekolah formal (Kompas :https://youtu.be/toqUgGGb9Lk). Dalam menjalankan program pendidikanya “Sekolah Kami” bekerja sama dengan balai latihan kerja yang memiliki kegiatan/program pendidikan noforma,l seperti menjahit, perbengkelan, otomotif dan lian-lain. Sehingga selama sudah 14 tahun berjalan para lulusan “Sekolah Kami” tersebut sudah banyak yang bekerja yang artinya permasalahan hidup mereka sebelumnya yang hidup dalam kemiskinan dan kesempitan dapat diatasi.
Selain itu, di daerah Pancoran, Jakarta, ada “Sekolah Non Formal” gratis yang mengajak anak-anak pemulung belajar sambil berwisata. Anak-anak yang kesehariannya berkubang dalam tumpukan sampah sebenarnya punya impian juga untuk hidup lebih layak dari orang tuanya. Maka, impian tersebut terbuka peluangnya oleh sekelompok mahasiswa yang mendirikan sekolah non formal tersebut. Bahkan mereka pengelola sekolah nonformal tersebut bukan hanya mengajak anak-anak pemulung belajar namun sesekali mendatangkan dokter untuk melakukan pengobatan pada anak-anak tersebut.
Apa yang dilakukan mahasiswa di daerah Pancoran itu adalah sebuah kegiatan pendidikan nonformal. Anak-anak yang tidak punya kesempatan untuk belajar di SD, SMP (sekolah formal) bisa mendapatkan pendidikan melalui sekolah nonformal yang didirikan mahasiswa. Jadi, lagi-lagi pendidikan nonformal menjadi solusi permasalahan hidup yang ada di sekitar kita.
Namun, terkadang permasalahan lain yang menghambat implementasi pendidikan nonformal ini ialah kesadaran masyarakat yang belum tinggi bahwa sekolah itu tidak hanya di sekolah formal. Namun pendidikan nonformal bisa juga mnejadi pilihan utama. Negeri ini sudah menyediakan tiga jalur pendidikan, sudah seharusnya kita anak bangsa memanfaatkannya.
====
Penulis adalah Praktisi Pendidikan Nonformal Universitas Negeri Medan
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]