Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Selasa, 22 Desember 2020 tepat ba’da salat maghrib, sahabat dekat saya di Turki, Emin Ekiz, manajer salah satu perusahaan riset benih ternama di Turki mengunjungi rumah (sewa) saya yang lokasinya sekitar satu kilometer dari kampus Akdeniz University. Ini kali kedua dia mengunjungi rumah yang baru saya sewa dua bulan lalu. Kunjungannya kali ini membawa kue pudding lezat dilumeri susu sebagai buah tangan, layaknya tamu pada umumnya. Saya sebagai tuan rumah, menyajikan kopi Capucino sachet dari Indonesia.
Obrolan kami biasanya seputar isu-isu global, menggunakan bahasa Inggris, kadang campur dengan bahasa Turki, tergantung di mana menguasai vocabulary-nya. Diawali dari soal vaksin Covid-19 yang telah mendapat lampu hijau untuk didistribusikan. Yakni vaksin Pfizer yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech dan vaksin Moderna mRNA yang dikembangakn oleh Moderna. Sahabat saya mengatakan bahwa orang yang berperan besar dalam riset vaksin Pfizer merupakan keturunan Turki, yaitu U?ur ?ahin, bersama istrinya Özlem Türeci, yang merupakan pendiri BioNTech, perusahaan Bioteknologi Jerman. Saya juga menceritakan tentang program vaksinasi Covid-19, dimana jutaan dosis Vaksin Sinovac buatan Cina telah tiba di Indonesia.
Pembicaraan selanjutnya adalah seputar potensi ekonomi Indonesia dan Turki ke depan. Bahwa menurut proyeksi prominent multinational bank, tahun 2030 Indonesia dan Turki akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat dan kelima di dunia berdasarkan GDP PPP. Saya menyampaikan bahwa orang Indonesia itu rajin-rajin dan survive sebagai perantau. Saya mencotohkan bahwa jutaan orang Indonesia ada di Malaysia untuk turut mendukung aktivitas ekonomi negeri Jiran tersebut. Begitu juga di Belanda, jutaan orang, baik yang keturunan Indonesia atau masih sebagai warna negara Indonesia tinggal di negeri oranye. Begitu juga di negara-negara lainnya.
BACA JUGA: Peran Petani Cegah Resesi Ekonomi di Masa Pandemi
Saya lanjut berseloroh, bahwa Turki termasuk negara paling populer di Indonesia saat ini, selain Korea Selatan, karena citra Presiden Erdo?an. Karena menyebut Korea Selatan, jadilah kami membahasnya. Bahwa Korea Selatan menjadi contoh yang baik untuk negara-negara lain. Karena dulu masuk dalam list negara termiskin, sekarang mampu menjadi negara maju yang telah menghasilkan brand-brand ternama, baik dalam hal industri telekomunikasi, otomotif, hingga budaya K-Pop yang mendunia.
Emin juga menceritakan kisahnya ketika jalan-jalan ke Seoul, bahwa ia langsung disapa hangat begitu menyebut asalnya dari Turki. Orang Korea menganggap orang Turki merupakan sahabat baik, sebab hubungan historis. Masih dalam wawasan global, pembahasan kami turut membahas sejarah-sejarah dunia, seperti sejarah terpisahnya Irlandia Utara dan Selatan. Dimana sahabat saya ini turut menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Dublin, ibu kota Irlandia Selatan yang sekarang ini memang lebih maju dibandingkan tetangganya di utara.
Bincang-bincang kami pun mesti terhenti di pukul 20.30. Karena Emin mesti segera tiba di rumahnya sebelum pukul 21.00. Saat ini Pemerintah Turki kembali mengeluarkan imbauan untuk tidak boleh keluar rumah di atas jam sembilan malam karena pandemic Covid-19 yang juga belum kunjung reda.
Obrolan seru tadi tentu bisa berlangsung seru karena ada kedekatan koneksi dan wawasan. Misalnya, ketika Emin bercerita tentang pengalaman keliling ke beberapa negara, saya tetap bisa masuk walaupun belum pernah mengunjungi. Berkat hafalan nama-nama ibu kota negara di seluruh dunia, bekal membaca rangkuman pengetahuan umum lengkap (RPUL) ketika sekolah dasar. Wawasan tersebut didukung karena hobi bola saya. Sering mengikuti berita-berita bola. Dahulu ada program bagus di Metro TV, yakni Spirit Football yang menayangkan highlight bukan hanya liga-liga top Eropa, tapi juga dari seluruh benua. Dari program ini saja, berapa kota yang bisa kita tahu di setiap negara.
Begitu juga dengan rutin update wawasan. Banyak tahu itu seru. Wawasan bisa meningkatkan selera. Selera bisa menentukan nasib seseorang. Itu sebabnya Amerika Serikat terus mengembangkan proyek Nasa, meskipun banyak kritikan atas gelontoran dana sangat besar untuk hal yang tidak langsung menghasilkan. Tapi, efek adanya Nasa, berapa banyak anak-anak muda yang memiliki mimpi tinggi. Itu nilai yang sangat mahal. Membangun infrastruktur jalan dan jembatan penting, tapi membangun infrastruktur wawasan jauh lebih penting.
Ada peran besar satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari obrolan kami di atas, yaitu adanya kesamaan bahasa. Walaupun masing-masing bahasa Inggrisnya belum perfect, tapi setidaknya sudah bisa saling menyampaikan wawasan global dengan teman orang asing. Tantangan anak muda ke depan adalah globalisasi. Mereka mesti mampu menunjukkan diri, menuangkan isi kepala mereka, serta berkolaborasi dengan orang-orang dari negara lain.
Bagaimana hal itu bisa sampai jika tidak menguasai bahasa asing sebagai media. Para gen Z sekarang sangat beruntung karena limpahan informasi dari media digital, termasuk untuk pembelajaran bahasa asing. Semoga fasilitas itu tidak disia-siakan. Apa pun ceritanya, menguasai bahasa asing tentu sangat membantu untuk eksistensi anak-anak muda Indonesia ke depan, baik dalam akademik, karir, bisnis, atau pengembangan diri lainnya. Bisa pilih bahasa asing yang mana saja. Bahasa Inggris, Arab, Spanyol, Perancis, Jerman, dan lain-lain. Terlebih bahasa Inggris yang perannya sebagai bahasa internasional. Mumpung masing muda silakan optimalkan belajar, berproses, karena ketika sudah agak berumur nanti, belum tentu kita masih enerjik seperti ketika muda. Agar tidak menyesal nantinya.
===
Penulis Pengajar di Faperta Universitas Asahan/ Mahasiswa S3 di Akdeniz University, Turki.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]